Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Wawako Pariaman Dorong Hilirisasi Kelapa di Tengah Lonjakan Produksi Beras Nasional

17 September 2025 | 17.9.25 WIB Last Updated 2025-09-17T00:54:12Z

Padang — Rapat Koordinasi Ketersediaan Pangan se-Sumatera Barat yang digelar di Auditorium Gubernuran Sumatera Barat, Selasa (16/9/2025), menghadirkan Menteri Pertanian Republik Indonesia Andi Amran Sulaiman bersama para kepala daerah, termasuk Wakil Wali Kota Pariaman, Mulyadi. 

Dalam kesempatan itu, Menteri Andi Amran menegaskan keyakinannya bahwa Indonesia kini berada di jalur menuju swasembada pangan dan bahkan berpotensi menjadi lumbung pangan dunia. Keyakinan ini lahir dari data yang menunjukkan cadangan beras pemerintah telah mencapai 4,2 juta ton per Juni 2025, jumlah terbesar dalam sejarah Indonesia. Dengan angka tersebut, pemerintah optimistis tidak lagi bergantung pada impor beras di masa depan.

Capaian itu ditopang oleh produksi beras nasional yang pada Januari hingga Juli 2025 mencapai lebih dari 21,7 juta ton, naik sekitar 14,5 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. 

Badan Pangan Nasional juga memperkirakan produksi tahun 2025/2026 bisa menembus 35,6 juta ton, lebih tinggi dari kebutuhan nasional yang berada di kisaran 30,9 juta ton. Surplus produksi ini diyakini menjadi dasar penting bagi terwujudnya ketahanan pangan berkelanjutan, meski pemerintah tetap menaruh perhatian pada stabilisasi harga agar petani terlindungi dan masyarakat tetap mampu membeli.

Wakil Wali Kota Pariaman, Mulyadi, dalam pertemuan tersebut menyampaikan dukungan penuh terhadap kebijakan percepatan swasembada pangan. 

Ia menekankan bahwa Sumatera Barat tidak hanya berperan sebagai produsen bahan pangan, tetapi juga memiliki potensi besar untuk mengembangkan hilirisasi, terutama pada komoditas kelapa. 

Menurutnya, pengolahan kelapa menjadi produk bernilai tambah akan membuka peluang ekonomi baru, memperkuat daya saing daerah, serta meningkatkan kesejahteraan petani lokal.

Meski demikian, tantangan masih membayangi. Menteri Pertanian sempat menyampaikan kekecewaannya atas absennya beberapa kepala daerah yang dianggap tidak serius mendukung agenda nasional ini. Selain itu, faktor iklim, distribusi logistik, dan kebutuhan investasi pada sektor hilirisasi menjadi catatan penting yang perlu segera ditangani.

Rakor ini menegaskan bahwa keberhasilan mencapai swasembada pangan tidak hanya ditentukan oleh angka produksi, tetapi juga oleh kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan para pemangku kepentingan. Sumatera Barat, dengan kekayaan lahannya dan komoditas unggulan, berpeluang besar menjadi garda terdepan dalam mewujudkan kedaulatan pangan Indonesia. (*)



×
Berita Terbaru Update