Ferry Indria Nugrah, SH, Pimred koran mingguan Investigasi News melaporkan dugaan penembakan terhadap dirinya ke Polres Padangpariaman, Minggu 17/3/2014 dengan nomor LP: STPLP/118/III/2014, pukul 11.00 WIB. Laporan diterima oleh Kanit I SPKT Ipda Heri Azwar.
Menurut Kasat Reskrim Polres Padangpariaman AKP Amral, setelah menerima laporan, pihak kepolisian langsung menuju TKP untuk melakukan penyidikan dan meminta keterangan beberapa saksi.
"Saya sendiri pimpin olah TKP. Hasil keterangan empat saksi di TKP menyebutkan mereka tidak mendengar suara letusan pada malam kejadian itu," kata Amral via seluler ketika kami konfirmasi.
Menurutnya, dari hasil penyisiran di sekitar TKP belum ditemukan selonsong peluru, sehingga pihak kepolisian belum bisa memastikan.
"Lobang pada kaca mobil jika kena peluru dipastikan akan bolong bukan retak. Namun demikian untuk penyidikan lebih lanjut kita tunggu tim (ahli balistik)" jelasnya.
Sedangkan menurut Ferry, pada saat kejadian tersebut suasana jalan raya masih ramai, banyak kendaraan lalu-lalang karena merupakan jalur lintas utama Padang-Bukittinggi, sehingga wajar saja saksi mengatakan tidak mendengar suara letusan.
"Suasana masih sangat ramai, itu jalan lintas utama. Wajar kiranya saksi tidak mendengar suara letusan. Kecuali kejadiannya pukul 12 malam dimana jalanan sudah lengang, suaranya pasti akan terdengar," kata Ferry.
Sementara itu, berita sebelumnya, Ferry Indria Nugrah, SH, Pemimpin umum sekaligus Pimred Koran mingguan Investigasi News mengatakan dirinya ditembak OTK (orang tidak dikenal) ketika mengendarai mobil jenis SUV di batas Buayan dan Lubuk Alung, Jalan Raya Padang - Bukittinggi pada Jumat malam 14/3/2014 pukul 22.00 WIB. (baca http://www.pariamantoday.com/2014/03/pimred-koran-investigasi-news-ditembak.html )
Ferry yang mengemudikan sendiri mobilnya tersebut dari arah Padang menuju kediamannya mengatakan bahwa dia ditembak dari arah berlawanan oleh dua orang yang mengendarai sepeda motor jenis bebek. Beruntung dua peluru yang diarahkan ke kepalanya tersebut meleset dan mengenai kaca depan mobil yang ditungganginya.
"Saya ditembak dari arah berlawanan. Terlihat dua orang menggunakan sebo berpakaian hitam, lalu tiba-tiba terdengar letusan keras sekali," kata Ferry yang mengaku beruntung terhindar dari ancaman maut tersebut.
Lebih lanjut Ferry menjelaskan, saat itu kecepatan mobilnya kurang dari 60 Km/jam dan beruntung dia tidak kehilangan kendali.
"Saya berhentikan mobil di sebuah Rumah Makan dan melihat kaca depan mobil saya ada dua lobang kecil dan kaca depan sebelah kanan retak (arah kemudi) . Saya pikir tembakannya meleset kesamping," ungkap Ferry masih dalam keadaan trauma.
"Saya mencium bau mesiu pada dua lubang di kaca mobil depan, namun saya belum mau berspekulasi apakah senjata yang digunakan penembak jenis air softgun atau senjata api," jelas Ferry.
Mengenai motif penembakan terhadap dirinya, Ferry menduga reaksi atas pemberitaan medianya.
"Saya rasa nyawa saya mau dihilangkan oleh orang yang tidak senang dengan pemberitaan saya, khususnya pemberitaan edisi 87 Investigasi News. Hari Senin saya akan laporkan insiden ini ke Polres Padangpariaman. Sekarang saya ingin tenangkan diri dulu, masih trauma soalnya. Baik saya sendiri maupun keluarga," tutupnya.
Catatan Oyong Liza Piliang