Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Melihat Apa Dibalik Islahnya Mukhlis Dan Mahyuddin

1 Mei 2013 | 1.5.13 WIB Last Updated 2013-05-01T06:08:47Z





Dalam dunia Politik memang tidak ada kawan dan musuh abadi, semua terikat pada sebuah kepentingan. contohnya saja antara Mukhlis Rahman dan Mahyuddin mantan Walikota Pariaman sebelumnya. sudah menjadi rahasia umum Jika Mukhlis dan Mahyuddin lama nian tak bertegur sapa.

Sekarang Mahyuddin didaulat sebagai Ketua Tim pemenangan Mukhlis - Genius yang diusung Koalisi PPP dan PKPIB. Mahyuddin dan Mukhlis sama-sama menyandang status tersangka dalam kasus dugaan Mark-up Tanah yang merugikan keuangan Negara 1,3 Miliar yang hingga saat ini belum ada kepastian hukumnya dari Kejati Sumbar.

Sebagai Pemerhati Sosial saya menyambut baik Islahnya Mukhlis dengan Mahyuddin, namun disisi lain saya sangat menyayangkan mereka Islah karena sebuah kepentingan Politik dimana Mahyuddin juga dikabarkan mencalonkan diri sebagai Anggota DPR RI dari Partai PPP yang juga hampir dipastkan mengusung Mukhlis sebagai Calon Walikota.

Hukum di Republik ini memang menganut azas Praduga tak bersalah.pasti. yaitu sebelum seseorang dinyatakan bersalah oleh pengadilan yang berkekuatan Hukum tetap ,tak ada larangan untuk mencalonkan diri baik itu sebagai Calon Kepala Daerah maupun di Legislatif . itu jika kita bicara Hukum, belum bicara Etika dan kepantasan yang saya perhatikan sangat dijunjung tinggi oleh Bangsa Jepang, Eropa , Amerika dan Negara Maju lainnya . 


Acap kita lihat seorang Kepala Negara di Jepang mengundurkan diri karena malu dan merasa Gagal memimpin Negaranya . mereka jadi Pemimpin memang punya Spirit kuat dari sebuah Ideologi yang dibangunnya jauh hari sebelumnya, Jika merasa dirinya Gagal dalam Tolok Ukur dan takaran yang ditetapkannya biasanya mereka secara Ksatria Mengundurkan diri.

Tulisan ini bukan bermaksud menyuruh Mukhlis tidak usah mencalonkan diri sebagai Walikota Pariaman bukan pula bermaksud sama terhadap Mahyudin agar mereka menyelesaikan Kasus Hukum yang membelit mereka terlebih dahulu . namun dalam tulisan ini saya mencoba menakar seberapa besar Jiwa seorang Politisi dikampung yang saya huni sekarang ini.


catatan Oyong Liza Piliang
×
Berita Terbaru Update