Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Inilah Alasan Yulius Danil Kritik Pemuka Agama Berpolitik

18 Februari 2013 | 18.2.13 WIB Last Updated 2013-02-18T03:20:38Z

Ada beberapa hal Fenomena yang terjadi di Tanah air akhir-akhir ini di ranah para Pemuka agama, seperti Ustad selebritis yang memberikan pengajian yang konon kabarnya di Skenariokan di Tivi, Kiay yang terjun berpolitik atau hanya sekedar mendukung Kandidat tertentu, atau malah yang lebih Ekstrim Para Kiay terjun langsung ke Dunia Politik Instan, masuk kedalam sistem, setelah didalam terkontaminasi, sehingga melunturkan kepercayaan Umat yang biasa di Ayominya. saya meneyebutnya dengan istilah Degradasi Pemimpin Spiritual.

Pendapat senada juga disampaikan Yulius Danil (YD) barusan di Palanta samping BPD, YD berpendapat sebaiknya Ustad, Ulama dan Kiay fokus " Kita tidak mau melihat Tokoh-tokoh Agama kehilangan martabat setelah masuk dalam Dunia Politik, mereka hendaknya lebih fokus jadi garda terdepan dalam pembangunan Akhlak masyarakat Pariaman, Tokoh panutan yang punya Marwah tinggi." Ungkap YD.

YD menjelaskan," Indonesia kekinian sangat merindukan Tokoh ulama besar seperti Alm Buya HAMKA, punya Integritas tinggi, Bapak Bangsa, dan sekaligus Pengayom. banyak Tokoh-tokoh besar sekarang ini lahir dari didikan Beliau. untuk generasi sekarang saya himbau untuk rajin membaca, khususnya karangan Buya HAMKA, dulu Buku beliau jadi bacaan wajib di kurikulum sekolah Malaysia." terang YD mantan Ketua DPRD Padang Pariaman ini.

YD prihatin Degradasi dikalangan pemimpin Umat beragama sampai ke ranah Pariaman ini, Politik praktis adalah salah satu penyebab hal tersebut," Ulama, ustad Berpolitik bagi saya itu sesuatu yang sangat disayangkan. dalam dunia Politik sebagaimana kita tau dan sudah menjadi rahasia umum banyak Intrik dan Godaan, saya tidak ingin Pemuka Agama ini nilainya berkurang di mata masyarakat." imbuh YD yang juga Guru bahasa Jepang ini.

" Saya sangat merindukan sosok Dt Simulie, mantan Ketua LKAM Sumbar. beliau semasa hidupnya dengan seporadis menentang Pemuka Adat, Pemuka Agama masuk Ranah Politik Praktis, karena Fungsi kontrol dalam Budaya Minangkabau disebut Tigo tungku sajarangan dan Tigo Tali Sapilin sangat diperlukan dalam sistem tatanan Pemerintahan di Sumbar ini, yaitu Pemerintah, Ulama dan Cadiak Pandai. jika semuanya masuk keranah yang sama fungsi tersebut tentu akan Buyar." tegas Yulius Danil yang di Amini seorang Rajo Kaum Suku .

Catatan Oyong Liza Piliang
×
Berita Terbaru Update