Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Ketua MUI Bela Rhoma Irama Benarkan "SARA"

8 Agustus 2012 | 8.8.12 WIB Last Updated 2012-08-14T05:45:59Z

                                image okezone.com

Silang pendapat masalah SARA dalam Pilkada DKI Jakarta semakin kelihatan arahnya setelah Ketua MUI ikut-2an membela Rhoma Irama. Ini bukan masalah agama lagi,tetapi sudah terlihat bahwa ada pihak-2 yang tidak menginginkan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta mendampingi Joko Widodo (Jokowi) bila terpilih sebagai Gubernur DKI Jakarta pada Pilkada mendatang.

Jokowi itu jelas Muslim (beragama Islam) tetapi terus saja dipermasalahkan pencalonannya,karena cawagubnya non Muslim. Namun bukan non Muslim nya yang diarah,sebab banyak juga wakil walikota/bupati atau bahkan Gubernur di Indonesia juga non Muslim di daerah-2 yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Anehnya,persoalan ini justru diangkat di DKI Jakarta yang mana penduduknya sangat plural dan kaum non Muslim juga cukup besar jumlahnya. Arahnya bukan masalah Muslim atau Non Muslim,tetapi karena Ahok adalah keturunan Tionghoa alias keturunan Cina.

Kebencian terpendam dari sebagian masyarakat pribumi kepada keturunan Cina di Indonesia selalu dibawa ke ranah agama. Kebetulan Islam adalah agama mayoritas bagi penduduk Indonesia & ada sekelompok masyarakat tertentu yang beragama Islam yang mempunyai kepentingan yang sama dalam hal berdagang (yang merupakan keahlian masyarakat keturunan Cina di dunia) mempunyai perasaan "iri hati" dan "dengki" atas keberhasilan masyarakat keturunan Cina dalam berdagang mencoba menghabisi atau tidak menginginkan dominasi itu terus dimiliki oleh orang-2 keturunan Cina.

Sejarah Indonesia mencatat bahwa kerusuhan anti Cina yang dibangkitkan oleh penjajah (Belanda) pada waktu itu adalah dengan politik “devide et empera” nya mengadu domba pribumi dengan orang-2 Cina. Penjajah yang memberikan keleluasaan berdagang kepada orang-2 Cina yang didatangkan dari Daratan Tiongkok akhirnya tidak bisa menghentikan arus imigran ini,maka dibuatlah suatu kerusuhan rasial pada waktu itu. Sarikat Dagang Islam yang didirikan pada zaman penjajahan Belanda juga merupakan salah satu cikal bakal orang-2 pribumi yang beragama Islam ingin mencoba membendung dominasi dagang orang-2 Cina di bumi Nusantara ini. 

Tetapi sayangnya dalam perjalanan hingga kini,politik dagang berubah menjadi politik "kebencian" kepada ras keturunan Cina dengan menumpangi “agama Islam” yang dipakai sebagai alat menggusur eksistensi orang-2 Keturunan Cina di Indonesia. Kerusuhan demi kerusuhan anti Cina yang muncul di Indonesia sejak zaman kemerdekaan hingga zaman Orba mengarah kepada bumi hangus pusat-2 perdagangan/pertokoan yang dimiliki oleh orang-2 keturunan Cina.
Seandainya saja orang-2 Cina yang ada di Indonesia adalah beragama Islam seperti suku Uygur yang ada di RRC,mungkin politik kebencian itu tidak akan bisa ditumpangi dengan agama. 

Jadi,dasar ayat dalam Kitab Suci ALQUR'AN sebagai salah satu wacana yang disampaikan oleh Rhoma Irama dan MUI adalah sebuah bentuk "kebohongan" kepada publik. 

Masyarakat harus mewaspadai politik kebencian atas ras tertentu yang dikemas dengan menumpangi agama Islam. Banyak orang-2 keturunan Cina yang memiliki perusahaan-2 besar di Indonesia memberlakukan dengan baik orang-2 pribumi yang beragama Islam. Bahkan beberapa dari mereka memiliki jabatan yang cukup tinggi di perusahaan-2 milik keturunan orang-2 Cina di Indonesia. Kalau saja seruan dari MUI dituruti,maka orang-2 pribumi yang beragama Islam akan jengah bila “boss” nya orang Cina dan non Muslim,apa mau keluar dari perusahaan…?

MUI harus arief dalam membuka wacana yang bisa membuat kita semakin kelihatan bodoh saja di zaman modern ini…

catatan Mania Telo Freedom writers Kompasianer
×
Berita Terbaru Update