Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Seorang Tionghoa : Kami Tak Pilih Ahok Karena Tionghoa

22 Juli 2012 | 22.7.12 WIB Last Updated 2012-07-22T04:17:59Z



Walaupun tidak 100% pandangan ini mewakili orang Tionghoa di Jakarta,tetapi ada hal yang menarik yang disampaikan oleh seorang teman yang bersuku Tionghoa dan memang sejak 2 generasi diatasnya sudah lahir di Indonesia & menjadi Warga Negara Indonesia. Pandangan teman ini setelah yang bersangkutan membaca berbagai perdebatan yang terjadi di berbagai milis yg sarat unsur SARA


Tentang Ahok,yang bersangkutan berpendapat bahwa dia memilih Ahok (dan Jokowi) karena sosok mereka adalah pribadi yang memperhatikan rakyat kecil,sudah terbukti dari perbuatan mereka yang nyata dalam membangun daerahnya tanpa berbuat korupsi seperti pejabat-2 yang ada sekarang ini. Urusan Ahok itu kebetulan dari keturunan Tionghoa,dia tidak peduli. Orang Tionghoa juga tidak semuanya baik,ada yang jahat dan bahkan lebih jahat dari orang bumi putera juga banyak. 


Orang Tionghoa yang bersengkokol dengan orang bumi putera untuk “mencelakakan” bangsa ini juga tidak kurang sedikit (dirinya memberi contoh-2 zaman Orba dan pemerintahan sekarang yang “dikelilingi” oleh orang-2 Tionghoa busuk untuk memonopoli perdagangan untuk mengeruk kekayaan dirinya sendiri atau golongannya). Jadi pilihannya kepada Ahok karena dia memang orang baik….titik


Teman ini berpandangan sangat rasional sekali,dia bilang bahwa kenapa ada orang bumi putera yang masih mempersoalkan keturunan Tionghoa di Indonesia untuk memimpin rakyat Indonesia? Sebenarnya mereka yang mempersoalkan dan terus menerus memojokkan keturunan Tionghoa itu sangat tidak logis dan sedang “sakit” karena membawa persoalan keiri-hatian kepada ranah agama dan ras. Di masyarakat bumi putera banyak sekali yang bekerja kepada pedagang atau pengusaha keturunan Tionghoa yang ada di Indonesia,atau bekerja kepada bangsa Asing yang berinvestasi di Indonesia,entah sebagai pegawai rendah atau sampai ke level “Top Management” di sebuah perusahaan. 


Bahkan secara nyata yang menjadi “sapi perah” para pegawai pajak yang korup itu juga rata-2 para pengusaha keturunan Tionghoa yang berdagang di Indonesia (dia memberi contoh beberapa daerah yang bumi putera nya tidak mau membayar pajak,bahkan mengancam dengan senjata bila petugas pajak menagih pajaknya,karena alasan sudah menyetor “pajak yang lain” dikehidupan beragamanya yang umumnya besarannya sebesar 2,5%; Bahkan para petugas pajak di daerah tersebut “senang” karena masih ada pengusaha keturunan Tionghoa yang berdagang/berusaha di daerah tersebut,sehingga “kantong” mereka tidak menjadi kering) . Sekali lagi ditekankan,bahwa pengusaha keturunan Tionghoa juga ada yang baik tetapi juga ada yang jahat seperti halnya pengusaha dari keturunan bumi putera.


Jadi sangat aneh bila ada masyarakat bumi putera yang bekerja kepada pengusaha keturunan Tionghoa “ikut-ikutan” membela komentar-2 yang berbau rasis itu,atau secara “terselubung” anti terhadap keturunan Tionghoa ! Kalau tidak senang dengan orang Tionghoa,maka tidak usah lah mereka bekerja kepada pengusaha keturunan Tionghoa, sebab mereka bisa memilih bekerja pada pengusaha keturunan bumi putera atau punya usaha sendiri,sehingga dari sana mereka bisa merasakan bagaimana sebenarnya perlakuan “bangsanya sendiri” terhadap mereka dan tidak “bermuka dua” (seperti setan,karena mukanya banyak) karena harus bermuka manis kepada “boss” nya yang bermata sipit (anekdot yang sering ditujukan kepada keturunan Tionghoa).


Teman yang pengusaha keturunan Tionghoa ini mengatakan akan memilih orang bumi putera bila memang ada yang berkepribadian seperti Ahok dalam memimpin rakyat. Sosok Jokowi dan Ahok seperti 2 sisi mata uang,mereka mempunyai intensitas yang tinggi dalam memperhatikan rakyat kecil. Dia sangat senang pajak yang dibayarnya bisa dipakai untuk rakyat kecil agar kelak bangsa Indonesia mempunyai penduduk yang pintar dan sehat serta makmur. Kalau rakyat Indonesia pintar,sehat dan makmur maka dia atau keturunannya pun akan berdagang lebih enak,sebab orang pintar akan lebih terbuka cara berpikirnya daripada orang bodoh (maksudnya yang berpandangan sempit),orang sehat jasmani dan rohani akan menjaga kwalitas hidup lebih baik dan tidak banyak rampok (karena rata-2 penjahat di Indonesia yang menjadi rampok,penodong,dll kurang sehat jasmani dan rohani),serta kalau banyak yang makmur maka omzetnya akan berlipat kali ganda (ini membuat orang tertawa terbahak-bahak)


Justru yang sulit dijawab adalah apakah ada orang bumi putera lain yang mempunyai kriteria seperti Jokowi dan Ahok? Kalau ada,maka masyarakat keturunan Tionghoa pasti akan memilih orang tersebut. Jadi sederhana saja cara berpikirnya teman ini,kalau ada pemimpin bangsa ini yang bisa menjadikan rakyat Indonesia bebas dari kebodohan,sehat jasmani dan rohani serta membawa kemakmuran,pasti orang Tionghoa akan memilih dia. Jadi bukan karena Ahok itu orang Tionghoa maka dia yang dipilih,tetapi sosok kepribadian Jokowi dan Ahok lah yang dipilihnya .


Harapan teman Tionghoa ini malah cukup seru,dia berharap rakyat kecil di DKI Jakarta (khususnya) berpihak pada Jokowi & Ahok supaya nanti 5 tahun kedepan hidupnya seperti yang dijanjikan oleh pasangan tersebut. Kalau tidak terrealisasi,maka hukumlah mereka seperti mereka sudah menghukum Foke (Gubernur sekarang) di Pilkada putaran pertama…


Janji memang harus ditagih,sebab janji adalah utang


catatan mania telo freedom writers kompasianer
×
Berita Terbaru Update