Pariaman – Pemerintah Kota Pariaman menargetkan angka stunting turun hingga di bawah 10 persen pada 2025. Target tersebut disampaikan Wali Kota Pariaman, Yota Balad, dalam pembukaan kegiatan Gerakan Ketahanan Pangan dan Bakti Kesehatan di Pondok Pesantren Salafiyah Syekh Burhanudin Al Muhajirin, Desa Kampung Kandang, Selasa (9/9).
Data menunjukkan prevalensi stunting di Pariaman mencapai 17,8 persen pada 2023 dan menurun menjadi 15,6 persen pada 2024.
Meski terjadi penurunan, Yota menilai angkanya masih cukup tinggi. “Gerakan cegah stunting ini bertujuan meningkatkan literasi masyarakat tentang pentingnya pencegahan sekaligus memperkuat komitmen para pemangku kebijakan,” ujarnya.
Ia menyebut lima langkah utama yang dirangkum dalam konsep ABCDE: Aktif mengonsumsi tablet tambah darah, Bumil rutin periksa kehamilan termasuk USG, Cukupi protein hewani, Datang ke posyandu sebulan sekali, dan Eksklusif ASI selama enam bulan pertama.
Program bakti kesehatan kali ini juga menghadirkan layanan pemeriksaan gratis, distribusi tablet tambah darah, serta penyuluhan pola hidup sehat. Pemerintah berharap deteksi dini kesehatan remaja, ibu hamil, hingga balita bisa mencegah lahirnya generasi dengan gangguan pertumbuhan.
“Kami ingin seluruh unsur, mulai dari tokoh agama hingga aparat TNI/Polri, bersama-sama mendukung gerakan ini. Target akhirnya adalah menekan angka stunting hingga nol persen,” kata Yota. (*)
