Pariaman — Kota Pariaman menandai usia ke-23 dengan berbagai kegiatan, mulai dari rapat paripurna DPRD, prosesi budaya Hoyak Tabuik, hingga peluncuran program perlindungan pekerja rentan oleh Aparatur Sipil Negara (ASN).
Pada Kamis malam (3/7), ribuan warga memadati Simpang Tugu Tabuik untuk menyaksikan Prosesi Maarak Jari-Jari, bagian dari rangkaian Pesona Hoyak Tabuik Piaman 2025. Dua kelompok utama, Tabuik Pasa dan Tabuik Subarang, mengarak replika jari-jari sambil menabuh gandang tasa hingga puncaknya terjadi simbolik basalisiah di Tugu Tabuik.
Wakil Wali Kota Pariaman Mulyadi meminta seluruh pihak menjaga ketertiban selama prosesi berlangsung. “Hoyak Tabuik ini pesta rakyat. Jaga ketertiban dan ikuti arahan petugas agar tidak ada yang cedera,” ujarnya.
Sebelumnya pada Kamis pagi, Wali Kota Pariaman Yota Balad meresmikan Gerakan TuWai KeTan (Satu Pegawai Satu Pekerja Rentan) di Balairung Rumah Dinas Wali Kota. Program hasil kolaborasi Pemko Pariaman dengan BPJS Ketenagakerjaan Padang Pariaman ini menargetkan setiap ASN membiayai perlindungan jaminan sosial bagi satu pekerja rentan.
“Ini bentuk gotong royong modern. Satu langkah kecil, namun bermakna besar,” kata Yota Balad.
Ia menambahkan, perlindungan ini ditujukan bagi buruh bangunan, buruh harian lepas, petani, nelayan, pedagang kaki lima, hingga tukang ojek, guna menekan angka kemiskinan ekstrem di Pariaman.
Balad juga mengajak ASN menyisihkan sebagian penghasilan untuk sedekah bagi anak yatim, sejalan dengan target perlindungan penuh pekerja rentan di tahun-tahun mendatang.
Turut hadir pada peluncuran TuWai KeTan, Kepala BPJS Ketenagakerjaan Padang Pariaman Herry Asmanto, pejabat OPD, camat, lurah, hingga perangkat desa se-Kota Pariaman. (*)