Pariaman - Penjabat (Pj) Walikota Pariaman, Roberia menghadiri Rilis Laporan Pelaksanaan Program Kartu Prakerja Tahun 2023 dan Diskusi Publik, yang digelar oleh Tim Pelaksana Prakerja di bawah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Hotel St. Regis, Jakarta, Rabu sore (15/5).
Acara ini dihadiri tak kurang dari 500 undangan dan dibuka oleh Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian selaku Sekretaris Komite Cipta Kerja, Susiwijono Moegiarso, Tim Pelaksana, 13 perwakilan kepala daerah, 78 perwakilan alumni se-Indonesia, rektor maupun pimpinan institusi pemantau dan asesor, mitra pembangunan internasional, seluruh mitra serta lembaga pelatihan di ekosistem Prakerja.
Prakerja di bawah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mengumumkan hasil kinerja selama periode 2020-2023, dimana system prakerja skema normal ini dinyatakan berhasil, sehingga secara kumulatif sejak gelombang pertama dibuka pada 11 April tahun 2020 hingga 31 Desember 2023, Prakerja telah memberikan akses pelatihan keterampilan kepada 16,5 juta angkatan kerja dari seluruh kabupaten/kota di Indonesia.
Tak hanya berdampak secara nasional, Program Kartu Prakerja juga berdampak pada produktivitas angkatan kerja di berbagai daerah di Indonesia, termasuk di Kota Pariaman. Untuk Kota Pariaman, hingga 2023 tercatat sebanyak 8.863 penerima efektif Prakerja.
“Penerima Prakerja mengalami peningkatan skill baru (skilling), keterampilan baru (reskilling), dan efisiensi penyelesaian kerja (upskilling) lebih besar dari 90% dari sebelumnya, dan kami dari Pemko Pariaman mengucapkan terimakasih, karena sudah diberikan sebanyak 8.863 warga kami penerima manfaat prakerja ini,” ujar Roberia yang hadir dalam kegiatan ini bersama dengan 12 Kepala Daerah lainnya.
Setelah terpilih untuk dipresentasikan di Markas Besar PBB di rangkaian SDG Summit pada September 2023, Prakerja juga memperoleh "Honourable Mention" Wenhui Award 2022-2023 dari UNESCO, sebagai inovasi pendidikan yang terpuji.
Kompetisi Wenhui Award tahun 2022-2023 ini diikuti oleh 94 inovasi dari 25 negara se-Asia Pasifik. Penghargaan Ini merupakan prestasi pertama Indonesia sejak kompetisi ini diadakan pada tahun 2010.
“Prakerja menjadi program strategis pemerintah untuk meningkatkan kompetensi angkatan kerja sekaligus mendorong penciptaan lapangan kerja. Kedepannya, Prakerja akan terus dikembangkan untuk merespon dinamika pasar kerja, dan hal ini menunjukan langkah konsisten prakerja, selama 4 Tahun terakhir, untuk mendorong Produktivitas Angkatan Kerja Indonesia,” ujar Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian selaku Sekretaris Komite Cipta Kerja, Susiwijono Moegiarso, dalam sambutannya.
Lebih lanjut ia menyebutkan bahwa Program Kartu Prakerja (Prakerja) adalah program pengembangan kompetensi kerja dan kewirausahaan berupa beasiswa pelatihan yang ditujukan untuk pencari kerja, pekerja/buruh yang terkena pemutusan hubungan kerja, dan/atau pekerja/buruh yang membutuhkan peningkatan kompetensi, termasuk pelaku usaha mikro dan kecil.
“Prakerja memberikan akses pelatihan untuk upskilling dan reskilling kepada WNI usia 18-64 tahun agar bisa beradaptasi dengan perubahan dunia kerja. Prakerja juga menjadi bagian dari upaya yang mendorong pendidikan sepanjang hayat khususnya bagi orang dewasa,” tutupnya.
Sementera itu Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja – Denni Puspa Purbasari mengatakan bahwa Prakerja terbukti adaptif, inklusif, cost effective, akuntabel dalam skala yang besar dan waktu yang pendek. Kunci keberhasilannya ada pada policy excellence, operational excellence, dan multi-stakeholder partnerships, ulasnya.
Selain penyerahan Laporan Tahun 2023, dalam acara ini juga digelar Diskusi Publik dengan narasumber Susiwijono Moegiarso, dan menteri-menteri sebelumnya, yaitu Sofyan Djalil (Mantan Menteri Agraria dan Tata Ruang, Menteri PPN/Kepala Bappenas, Menko Perekonomian, Menteri BUMN, dan Menteri Komunikasi dan Informatika), Bambang Brodjonegoro (Mantan Menteri Riset dan Teknologi, Menteri PPN/Kepala Bappenas) serta Denni Puspa Purbasari.
Diskusi publik ini membahas urgensi program Prakerja dalam mencapai visi Indonesia Emas 2045, memanfaatkan bonus demografi, membangun resiliensi kelas menengah, membangun kesadaran pentingnya belajar di sepanjang usia, sekaligus menjadi contoh baik yang dapat ditiru bagi program-program pemerintah lainnya. (Juned)