Bupati Padangpariaman, Drs, H. Ali Mukhni. |
Sesuai undang-undang yang berlaku, pria kelahiran 1956 itu tak diperbolehkan lagi mencalonkan diri sebagai kepala daerah tingkat dua. Di usia masih terbilang produktif, kesehatan terbilang prima, peluang suami Rena Sovia itu adalah Gubernur atau Wakil Gubernur Sumatera Barat yang pemilihannya akan dihelat 2020 mendatang.
Selama berkiprah di Padangpariaman, telah banyak yang dibuat Ali Mukhni bagi pembangunan Padangpariaman, daerah yang dipimpinnya. Apalagi pasca gempa 2009 di mana daerah yang dikomadoinya itu merupakan daerah terparah dampak gempa bermagnito 8,4 itu. Pertumbuhan ekonomi Padangpariaman jelas anjlok dibuatnya saat itu. Konsentrasi pemda saat itu tentu saja fokus pada renovasi hingga pembangunan ulang sejumlah fasilitas umum yang porak poranda terdampak gempa. Hal itu bisa ia tangani dengan baik. Pertumbuhan ekonomi Padangpariaman berangsur-angsur pulih hingga menjadi daerah dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di Sumbar pada 2017 lalu.
Ali Mukhni dikenal punya gaya kepemimpinan yang khas. Tipikal pemimpin lasak yang tidak suka menunggu di belakang meja. Hari-harinya selama hampir empat belas tahun, banyak ia habiskan di lapangan. Tingkat kepercayaan dirinya juga sangat tinggi. Ia pun pemimpin yang sering menjadi sasaran kritik pedas dari pelbagai kalangan yang ia jadikan sebagai pencambuk semangatnya.
Saat pemindahan kator bupati dari Pariaman ke IKK (Ibu Kota Kabupaten) Paritmalintang pada 2012 silam, banyak kalangan mengingatkan ayah tiga putra itu jangan terlalu tergesa-gesa. Labilnya struktur tanah di kawasan IKK sering dicemaskan akan membuat amblas kantor bupati sebagai alasan.
Pun begitu tebing pinggir jalan menuju kantor bupati di IKK yang tiap sebentar longsor saat musim hujan. Namun, Ali Mukhni tetap gigih pada prinsipnya. Jika tidak sekarang dan jika terus diulur-ulur, IKK Parit Malintang sampai kapan akan dihuni. IKK tak akan pindah-pindah. Tekadnya, pindahkan dulu, persoalan yang ada akan disisip kemudian sambil jalan. Dan ternyata ia berhasil.
Kini, kantornya merupakan satu-satunya kantor bupati di Indonesia yang memiliki kebun binatang mini plus konsep perkantoran hijau. Sesuai visinya, berbagai pembangunan lainnya menyusul di kemudian hari. Seperti jalan jalur dua, Masjid Raya Padangpariaman, perkantoran primer dan persiapan pembangunan kantor DPRD Padangpariaman.
Kini, kawasan IKK menjelama menjadi kawasan terpadat di Padangpariaman. Ekonomi masyarakat juga ikut mengeliat akibat banyaknya pembangunan kantor yang terpusat di sana.
Kemudian, saat pembangunan sekolah tinggi ilmu pelayaran di Tiram, Ulakan Tapakis. Banyak kalangan skeptis akan rencana tersebut, hingga Ali Mukhni disebut gila karena rencananya dinilai tak masuk akal. Tak sampai di situ, Ali Mukhni juga sempat mendapat ancaman dengan sebilah parang oleh warga Tiram yang termakan hasutan pihak tertentu.
Namun apa jadinya. Lihatlah sekarang hasil perjuangan mantan guru olahraga itu. Betapa megahmya sekolah tinggi ilmu pelayaran di nagari tersebut. Sekolah tinggi pelayaran paling megah dan terlengkap di Tanah Air malahan. Kini, masyarakat setempat juga yang menikmati. Efek domino pembangunan dirasakan juga oleh masyarakat yang dulu menentangnya.
Bicara prestasi Ali Mukhni membangun Padangpariaman, juga diapresiasi oleh perantau Piaman yang tersebar di hampir seluruh Tanah Air. Hubungan putra Kampung Dalam itu terbilang harmonis dengan kalangan perantau karena ia terus merajut silaturahmi dan mengajak perantau berkiprah untuk ikut membangun Padangpariaman.
Apakah Ali Mukhni layak jual?
Ali Mukhni saat ini merupakan Ketua DPW Partai Amanat Nasional Provinsi Sumatera Barat. Partai yang dipimpinnya masuk tiga besar partai pemenang tingkat Sumbar dengan peningkatan perolehan kursi di DPRD Sumatera Barat. Untuk Padangpariaman sendiri, PAN mampu meraih tujuh kursi DPRD. Bahkan untuk DPR RI, PAN meraih tiga kursi setara dengan perolehan kursi Partai Gerindra.
PAN selaku partai pengusung Capres 02 Prabowo-Sandiaga Uno - pemenang Pilpres 2019 tingkat Sumatera Barat - dipastikan punya nilai jual tinggi sebagai kendaraan politik menuju Sumbar 1. Efek Prabowo-Sandi masih membias di 2020 nanti. Di samping PAN, koalisi lainnya adalah Gerindra, PKS dan Demokrat.
Jika mencermati peta politik kekinian, keempat parpol pendukung Prabowo-Sandi tersebut di dalamnya memiliki tokoh mentereng. Di PKS ada Mahyeldi yang sekarang menjabat Walikota Padang, Gerindra dengan Nasrul Abit yang saat ini menjabat Wakil Gubernur Sumbar plus Ketua Gerindra Sumbar. Sedangkan Demokrat ada nama Mulyadi anggota DPR RI yang kembali terpilih dan peraih suara terbanyak pada Pileg 2019 untuk daerah pemilihan Sumbar II.
Konstruksi koalisi menuju Sumbar I jika disimulasikan, empat parpol yang disebutkan di atas punya syahwat menjalin koalisi kembali pada Pilgub Sumbar. Ali Mukhni dengan PAN bisa berkoalisi dengan salah satu partai dengan tokoh dominannya. Ia bisa berpasangan dengan Nasrul Abit atau dengan Mahyeldi dan tidak tertutup pula kemungkinan dengan Mulyadi.
Syahdan, pertanyaan mendasar tentu, apakah Ali Mukhni siap bertarung sebagai orang nomor satu di Sumbar atau cukup sebagai orang nomor dua saja. Jika melihat perolehan suara PAN, nomor dua adalah pilihan kurang bijak. (OLP)