Pariaman - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Pariaman membidik rumah tangga yang ada di Kota Pariaman sebagai sasaran sosialisasi pada pemilihan umum serentak 2019. Sosialisasi tersebut dilakukan untuk menyampaikan informasi tentang kepemiluan, dan mengajak masyarakat agar menggunakan pilih.
“Sistimnya seperti "door to door. Nantinya, petugas pemilu 2019 datang ke rumah masyarakat menyampaikan informasi kepemiluan dan mengajak masyarakat menggunakan hak pilih," kata Ketua KPU Kota Pariaman, Abrar Azis didampingi Kordiv Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat dan SDM KPU Kota Pariaman, Doni Kardinal usai sosialisasi Forum Warga Berbasis Masyarakat di Pariaman, Kamis (29/11).
Abrar menyebut jika pelaksanaan sosialisasi tersebut ke depannya akan dilakukan oleh simpatisan dan relawan kepemiluan yang akan dibentuk KPU Kota Pariaman pada awal Januari 2019 mendatang.
Ia meyakini sosialisasi dengan sistim door to door yang akan dilakukan, jauh lebih efektif menjangkau segmentasi pemilih tertentu di Kota Pariaman jika dibandingkan sosialisasi di dalam ruangan.
"Nanti ada relawan atau simpatisan mitra KPU Kota Pariaman yang terjun langsung ke rumah-rumah menyampaikan informasi," ulasnya
Selain sosialisasi pemilu dari rumah ke rumah, KPU Kota Pariaman mengharapkan keterlibatan aktif simpul masyarakat seperti kepala desa, ninik mamak guna mensosialisasikan pemilu kepada masyarakat di lingkungannya.
“KPU RI menargetkan partisipasi pemilih secara nasional pada angka 77 persen. Target tersebut lebih tinggi dari tingkat partisipasi pemilihan terakhir Pariaman, yakni 71 persen pada pemilukada Kota Pariaman 2018. Namun target tersebut kita yakini dapat tercapai,” ulasnya.
Ia memprediksi partisipasi pemilih pada pemilu serentak 2019 di Kota Pariaman akan mengalami peningkatan. Hal itu disebabkan oleh faktor banyaknya calon anggota legislatif peserta pemilu dan tim sukses bersosialisasi di tengah masyarakat. Meningkatnya partisipasi pada pemilu 2019, diyakini juga dipengaruhi oleh Alat Peraga Kampanye (APK) dan penyebaran informasi pemilu melalui media sosial.
"Logikanya jika calonnya banyak dan turun dalam kampanye, informasi tentang pemilu dan teknis penggunaan hak suara akan lebih maksinal. Hal ini tentunya harus berbanding lurus dengan peningkatan partisipasi pemilih,” pungkasnya.
Wakil Walikota Pariaman Mardison Mahyuddin mengatakan KPU sebagai penyelenggara pemilu serentak, tidak dapat bekerja sendiri. Kepala desa dan tokoh masyarakat diminta untuk membantu perluasan sosialisasi terhadap warganya untuk menggunakan hak pilih pada pemilu 2019.
“Kami mendorong agar seluruh pihak berperan mensukseskan pelaksanaan pemilu 2019. Setiap kita ikut mensosialisasikan pemilu kepada masyarakat,” ujar mantan Ketua DPRD Kota Pariaman itu.
Politisi Partai Golkar Kota Pariaman ini juga mengimbau pengurus parpol, caleg dan tim sukses melakukan pendidikan politik dalam berkampanye. Pendidikan politik kepada masyarakat dapat dilakukan dengan adu ide atau gagasan pada masa kampanye.
"Jangan ada yang melakukan kampanye negatif, silahkan adu gagasan, visi dan misi," ulasnya.
Mardison berharap masyarakat rasional dalam menentukan pilihan terhadap calon. Pilihan tidak didasarkan alasan tradisional seperti hubungan keluarga.
"Dalam menentukan pilihan masyarakar memperhatikan bibit, bebet dan bobot caleg, jangan sampai pemberian uang merubah pilihan masyarakat," pungkasnya. (Nanda)