Drs. Mardison Mahyuddin, MM |
"Orientasi pemilih di Kota Pariaman lebih mempertimbangkan kualitas personal, gagasan dan rekam jejak kandidat. Ia memperkirakan masih ada pemilih yang pilihannya didasarkan atas identitas kelompok, dan orientasi pilihan karena politik uang," kata Wakil Walikota Pariaman Mardison Mahyuddin di Pariaman, Kamis (29/11).
Ia memprediksi, masih terdapat warga pilihan politiknya dipengaruhi dengan pemberian uang, faktor latar belakang kesukuan dan hubungan kekerabatan.
"Meskipun masih ada pemilih yang bisa dipengaruhi oleh faktor uang dan kedekatan suku, itu tidak besar persentasenya," lanjutnya, usai membuka acara sosialisasi pemilu.
Menurutnya, pertimbangan rasional pemilih Kota Pariaman telah dibuktikan pada pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Pariaman tahun 2018.
"Kadang antar simpatisan debat soal visi dan misi pasangan calon waktu pilkada itu. Di media sosial, hal itu juga didiskusikan masyarakat dan simpatisan. Mereka berdebat," ulasnya.
Mardison juga mengajak seluruh caleg dan tim sukses pada pemilu serentak 2019, melakukan pendidikan politik kepada masyarakat. Ia berharap agar praktik kampanye hitam tidak terjadi selama kampanye, sehingga tidak merusak kematangan demokrasi di daerah tersebut
"Salah satu fungsi parpol adalah melakukan pendidikan politik. Momen pemilu ini, harus dimanfaatkan oleh parpol untuk mencontohkan bahwa politik uang itu baik. Jika caleg melakukan praktik yang tidak fair pada kampanye, ini akan menimbulkan stigma di masyarakat bahwa politik itu buruk," pungkasnya. (Nanda)