Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Peringatan Tsunami Dicabut, Isu Air Laut Susut Cemaskan Warga

2 Maret 2016 | 2.3.16 WIB Last Updated 2016-03-02T16:09:19Z



Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merivisi magnitudo kekuatan gempa Mentawai, dari 8,3 skala richter (SR) ke 7,8 SR.

Gempa pada Rabu 02 Maret 2016 pukul 19:49:47 WIB, pusat gempa sekitar 793 km Barat Daya Kota Padang pada kedalaman 10 km di dasar laut itu membuat ribuan masyarakat yang tinggal di Kota Pariaman berhamburan keluar rumah dan mengungsi menuju sejumlah titik evakuasi tsunami (di daerah ketinggian 30 s/d 50 meter dari permukaan laut).

Dari pantauan wartawan di SMK 1 Pariaman, Desa Santok, Pariaman Timur, ratusan masyarakat memadati halaman sekolah tersebut yang memang menjadi salah satu titik evakuasi di Kota Pariaman.

"Gempa terasa tidak begitu kuat, namun agak lama. Mulanya kita tidak ingin mengungsi sebelum mendengar sirine peringatan dini tsunami dan tayangan televisi yang menghimbau masyarakat agar mengungsi," sebut Man (49) warga Desa Rawang di halaman SMK 1 Santok.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pariaman, Yaminurizal, menyebutkan telah menyiagakan personil BPBD di sejumlah jalur dan titik evakuasi tsunami. Begitu juga dengan Satlantas Polres Pariaman yang sibuk mengatur jalur lalu lintas evakuasi sebagaimana terlihat di simpang empat bypass-Jati.

"Masyarakat sudah tahu jalur-jalur evakuasi. Seluruh anggota sudah siaga satu hingga peringatan tsunami dicabut BMKG," kata Yaminurizal.

Dia menuturkan juga telah memerintahkan anggotanya agar mendirikan tenda-tenda darurat di sejumlah titik evakuasi dan melakukan patroli lapangan.

Hingga berita ini diturunkan, tidak ada laporan korban jiwa dan kerusakan rumah akibat gempa tersebut.

Peringatan tsunami dicabut

Peringatan dini tsunami telah dicabut di wilayah Sumatera Barat oleh BMKG. Sebagian warga Pariaman berangsur kembali ke rumahnya masing-masing meski sebagian masih bertahan di lokasi pengungsian dan rumah sanak saudaranya yang berlokasi di zona aman tsunami. Sejumlah isu yang dihembuskan oleh orang tidak bertanggungjawab macam pula ragamnya.

"Dari tayangan di televisi dinyatakan peringatan dini tsunami sudah dicabut, makanya kami pulang. Kita percaya apa kata pemerintah saja," ujar Lina (51) warga Desa Pauh Barat.

"Sebagian warga ada juga yang bertahan karena mendengar isu-isu air di laut menyusut, padahal faktanya tidak," sesalnya.

OLP
×
Berita Terbaru Update