Ketua Yayasan Pembangunan Islam El Imraniyah (PYII) Ringan-Ringan Drs. Idarussalam Tuanku Sutan,
Pondok Pesantren Nurul Yaqin, Pakandangan, Kecamatan
Enam Lingkung Kabupaten Padangpariaman, Propinsi Sumatera Barat terus berbenah
diri melengkapi berbagai sarana prasarana belajar dan asrama. Sehingga jumlah orangtua
yang mendaftarkan anaknya ke pesantren
ini terus meningkat dari tahun ke tahun.
Ketua Yayasan Pembangunan Islam El Imraniyah (PYII)
Ringan-Ringan Drs. Idarussalam Tuanku Sutan,
usai pengukuhan 39 tuanku di Pondok Pesantren Nurul Yaqin Ringan-Ringan,
Kamis (11/6/2015), mengatakan kehadiran rusunawa yang tahun ini ditempati sebagai
asrama putra sangat membantu proses belajar mengajar.
“Saat ini kita sangat membutuhkan masjid sebagai
sarana ibadah rutin di lingkungan pesantren dengan kapasitas sekitar 2.000
jamaah. Pesantren Nurul Yaqin mengetuk hati para dermawan yang ingin
menyumbangkan pembangunan masjid. Insya Allah masjid yang dibangun tersebut sangat
bermanfaat sebagai sarana ibadah. Yang pasti, shalat wajib lima kali sehari
semalam bakal diramaikan oleh santri. Sehingga niat dermawan agar masjidnya
berfungsi dan bermanfaat benar-benar terujud,” kata Idarussalam yang juga
Kepala BKD Pemkab Padangpariaman ini.
Saat ini jumlah santri/santriwati sudah melebihi
700-an. Dilihat dari sarana prasarana ini sudah over kapasitas. Idealnya, butuh
20 lokal lagi untuk menampung aktifitas belajar, aula, ruang makan dan
perpustakaan. Tahun ini Pesantren Nurul Yaqin akan menerima santri baru hanya
sekitar 230 orang. Jumlah ini sudah dibatasi karena terbatasnya asrama dan
lokal. Tahun lalu saja banyak calon santri harus ditolak karena tidak
tertampung oleh fasilitas yang tersedia, kata Idarussalam.
Visi Nurul Yaqin ke depan adalah menghasilkan 1.000
tuanku. Hingga kini baru 400-an tuanku yang
dihasilkan. Hal ini disebabkan keterbatasan sarana sehingga banyak santri yang
tidak mampu bertahan. Bayangkan, dulu jika yang masuk santri baru mencapai 180
orang, paling yang sampai jadi tuanku hanya berkisaran 39-an. Selebihnya,
hingga akan naik ke kelas dua saja sudah berkurang hingga 150 orang. Ini
disebabkan sulitnya air bersih, fasilitas asrama yang menyedihkan dan seringnya
diserang penyakit kulit. Tapi kini kondisi itu sudah berubah. Air sudah
melimpah. Asrama makin membaik. Paling yang hilang di kelas I berkisar 30-an
saja.
“Yang ideal, jika masuknya 200 santri baru, maka
lulusannya juga 200 tuanku. Maka tidak terlalu lama Nurul Yaqin akan menghasilkan
1.000 tuanku. Selain itu, harus didukung oleh sarana prasarana, ketersediaan
lokal belajar, asrama, sistem pengelolaan manajemen yang baik dan sosialisasi
ke tengah masyarakat semakin baik,” kata Idarussalam.
Kepala Tata Usaha/Sekretariat Pondok Pesantren Nurul
Yaqin Ringan-Ringan M. Asyraful Anam Tuanku Bagindo, menambahkan jumlah santri
yang menamatkan, tingkat TPQ sebanyak 60 orang, Tsanawiyah 70 orang, pengukuhan
tuanku 39 orang dan ma’had aly sebanyak 1 orang. “Pengukuhan tuanku angkatan
sekarang paling banyak dibanding sebelumnya. Ke depan bisa lebih banyak
pengukuhan tuanku ini,” kata Anam yang juga mantan Ketua IPNU Padangpariaman.
Ketua MUI Padangpariaman Dr. Zainal Tuanku Mudo yang
juga atas nama alumni Pesantren Nurul Yaqin ini mengatakan, pesantren sudah
banyak berjasa kepada bangsa dan negara. Di pesantren dididik anak-anak bangsa
yang memiliki pemahaman NKRI secara utuh sehingga tumbuh rasa kebangsaan dan
nasionalismenya.
“Pesantren sudah duluan melakukan pendidikan
berkarakter yang didengung-dengungkan belakangan ini. Di Pesantren diajarkan nilai-nilai
kejujuran, keikhlasan, kesabaran, kesederhanaan dan penuh dengan kedamaian. Sudah
saatnya orangtua kembali mempercayakan pendidikan anaknya ke pesantren. Jangan tergoda
dengan sekolah gratis, lantas enggan menyerahkan anaknya di pesantren yang
memang masih membutuhkan biaya untuk makan dan kewajiban belajar,” kata Zainal,
mantan Ketua IPNU Sumatera Barat ini.
: