Akiruddin menerima
sumbangan seng dari salah seorang warga yang menyerahkan sumbangan pada acara
Batagak Kudo-Kudo Surau Gadang, Senen (9/3/2015).
Acara Batagak
Kudo-Kudo Surau Gadang, Sungai Langkok, Sungai Sarik Kecamatan VII Koto
Kabupaten Padang Pariaman berhasil menghimpun dana sebesar Rp 247 juta lebih
dan 50 kodi seng. Acara Batagak Kudo-Kudo berlangsung dua hari, Minggu-Senen
(8-9/3/2015).
Sekretaris
Pengurus Surau Gadang Syamsini didampingi pengasuh Pondok Pesantren Al
Munawwarah Sungai Langkok, Sungai Sarik, Budi Romizal Tuanku Mudo, disela-sela acara
Batagak Kudo-Kudo, Selasa (10/3/2015) menyebutkan, sebanyak 5.000 lebih
undangan disebarkan pengurus Surau Gadang Pondok Pesantren Al Munawwarah Sungai
Langkok, Sungai Sarik dalam pelaksanaan Batagak Kudo-Kudo tersebut. Pembangunan
kembali surau Gadang Sungai Langkok yang kini sudah menghabiskan anggaran
sebesar Rp 450 juta, murni swadaya masyarakat.
Sumbangan tersebut
termasuk dari Bupati Padang Pariaman Ali Mukhni sebesar Rp 1,5 juta, Wakil
Bupati Padang Pariaman Damsuar, sumbangan masyarakat Padang Pariaman, dan
perantau yang tersebar di berbagai kota di Indonesia, kata Syamsini.
Dikatakan, kondisi
bangunan Surau Gadang saat ini sudah mencapai 40 persen. Diperkirakan anggaran yang dibutuhkan sampai
selesai bisa mencapai Rp 1,5 miliar. Kita terus berupaya menghimpun dana dari
sumbangan masyarakat baik yang berada di kampung, maupun di perantauan, kata
Syamsini.
Dibagian lain
Syamsini menambahkan, di Sungai Langkok sendiri terdaftar sebanyak 40 orang
berprofesi sebagai PNS. Masing-masingnya kita minta menyumbang sebesar Rp 1
juta per orang. Sehingga terkumpul dana sebanyak Rp 40 juta setahun.
Sedangkan bagi
jamaah Surau Gadang atau masyarakat Sungai Langkok sendiri juga diminta
bersedekah sebesar Rp 100 per hari setiap kepala keluarga. Itu berarti setahun
setiap keluarga mampu menghimpun dana sebesar Rp 36.000. Sistem ini sudah
berjalan satu tahun. Sekarang sudah memasuki tahun kedua, tambah Syamsini yang
juga seorang guru ini.
Dikatakan Budi
Romizal, surau yang dibangun berukuran 14 X 24 meter berlantai 2, sudah
berlangsung 18 bulan pembangunannya. Selama tujuh bulan pertama menyelesaikan
bangunan di lantai dasar.
“Pembangunan
surau Gadang yang masih satu bangunan dengan Pondok Pesantren Al-Munawwarah.
Namun Surau Gadang dikelola oleh masyarakat sendiri. Antara Pesantren
Al-Munawwarah dengan Surau Gadang ibarat aua jo tabiang (betung dengan tebing).
Satu sama lain tidak bisa dipisahkan. Keduanya saling membutuhkan sehingga
selalu sejalan dalam menjalankan fungsi masing-masing,” kata Budi menambahkan.
Tokoh masyarakat
Sungai Langkok Akiruddin juga menyebutkan, Surau Gadang pertama kali dibangun
tahun 1901 dari kayu dengan ukuran 9 X 9 meter. Akibat perkembangan penduduk
yang makin banyak, maka Surau Gadang dibangun dengan permanen (batu) tahun 1980
dengan ukuran 10 X 10 meter.
“Sejak tahun
2014 lalu, Surau Gadang kembali mengalami renovasi dengan ukuran 14 X 24 meter
berlantai dua. Diharapkan Surau Gadang ini semakin dapat menampung jamaah,
termasuk kegiatan santri pondok pesantren Al Munawwarah yang terus berkembang,”
tutur Akiruddin.
Pada papan data penyumbang,
terlihat nama-nama yang berasal dari berbagai perantau. Ada yang dari Jakarta,
Bengkulu, Cukup, Pekanbaru dan sebagainya.