Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Orang Tersibuk di Pariaman

1 Maret 2014 | 1.3.14 WIB Last Updated 2014-03-01T13:57:23Z




"Siapa orang yang paling sibuk dan paling berpikir keras di Pariaman ini?" Tanya Masri, seorang sahabat kepada saya sore tadi.

Saya jawab, orang yang paling sibuk bekerja yang menguras energi baik pikiran, emosional dan tekanan adalah Mukhlis dan Genius (Walikota dan Wakil Walikota).

"Kenapa, dia kan pejabat. Pasti senang, banyak uang, kemana-mana disupiri, dilayani dan naik mobil mewah tiap hari, tinggal perintah-perintah sana-sini," sambungnya tidak sepakat.

Saya jelaskan. Dalam beberapa bulan terakhir ini, saya acap mengikuti kegiatan baik Walikota maupun Wakil Walikota. Mereka bekerja tanpa mengenal waktu, siang dan malam, meski hari libur sekalipun. Saya utarakan pula, bahwa saya saja yang mengiringi kegiatan mereka, cuma mengiringi dan menulis beritanya musti punya jeda waktu istirahat, sedangkan mereka tidak ada saya lihat pergi tidur siang. Coba mengurai pada Masri. Saya acap perhatikan wajah lelah mereka berdua karena kurangnya istirahat.

"Lalu kenapa banyak betul orang kepingin jadi Walikota dan Wakil Walikota. Apakah para Caleg dan Anggota Dewan juga demikian," tanya Masri mencecar.

Betul. Ada banyak orang yang ingin jadi Walikota dan Wakil. Tujuan mereka tentu kita sambut positif dalam alam demokrasi. Mereka maju tentu dengan sebuah cita-cita dan pengharapan bagi kita (warga Pariaman) untuk sebuah kemajuan, sah-sah saja. Sedangkan anggota dewan berbeda dengan Caleg. Orang yang mencaleg dan sudah pernah duduk dikursi dewan beda alamnya, ujar saya. Dewan yang benar-benar berjuang memikirkan masyarakatnya, tentu musti bekerja keras memperjuangkannya. Ini kategori masuk orang yang tak kenal waktu pula dalam bekerja. Sedangkan yang tidak atau bahkan sebaliknya, sibuk mementingkan dirinya sendiri dan kelompoknya, adalah orang yang mengkhianati suara rakyat yang diwakilkan kepadanya, Saya mengurai.

"Caleg?" serbu Masri.

Sedangkan Caleg adalah para calon. Mereka ada yang sudah pernah duduk sebelumnya dan ada juga yang belum pernah menginyam kursi dewan. Caleg yang selama ini dikenal jauh hari sudah dekat dengan masyarakatnya, punya jiwa sosial tinggi dan tidak dadakan tiba-tiba baik jelang pemilu saja, masyarakat bisa membedakannya. Masyarakat itu sebenarnya cerdas. Kata saya.

Masri mangut-mangut. Lalu kemudian dia bertanya mengarah kepada saya.

"Kenapa Bang Oyong Tidak mencaleg?"

Karena saya belum gila.. Saya merasa belum berbakti apapun pada masyarakat, orangtua dan keluarga.

"Hehehe.." tawa Masri.

Catatan Oyong Liza Piliang
×
Berita Terbaru Update