Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Wujudkan Dermaga, Kota Pariaman Siap Menuju Eksportir Ikan Tuna Terbesar di Sumatera

25 Februari 2014 | 25.2.14 WIB Last Updated 2014-02-25T15:48:48Z

                             
                       Mukhlis Genius Launching KM INKA-MINA 584



Pemko Pariaman melaunching Kapal tangkap tuna KM INKAMINA 584 bantuan dari kementrian kelautan perikanan pusat Selasa 25/2/2014 pukul 10.00 WIB, melauli DKP Provinsi SUMBAR di Pelabuhan Bungus Padang. Kapal dengan bobot mati 37 ton dengan kecepatan maksimal 9 Knot tersebut adalah kapal kedua setelah INKAMINA 67 yang juga bersandar di pelabuhan yang sama.

                     launching pertama menuju pulau Sikuai
 
Dalam acara launching KM INKAMINA 584 ini, Walikota Pariaman Mukhlis Rahman dan Wawako Genius Umar sengaja mengajak beberapa kepala SKPD lainnya agar dapat bersama melihatnya.

Diantara Pejabat Pemko Pariaman yang ikut dalam launching pertama KM INKAMINA 584 itu adalah, Kadis PU Oktavianus, Kadis DKP, Asisten II, Kepala Bappeda, Staf ahli Efendi Jamal dan M Syukri, Kepala BPBD, Kasat Pol PP Yota Balad, Kabag Humas Hendri dll.

"Kita punya kapal namun naiknya di Bungus. SKPD pikirkan ini, bagaimana agar kapal ukuran sebesar ini bisa punya sandaran di Kota Pariaman," tembak Mukhlis yang dikenal tegas pada bawahan tersebut.


             Ombak tenang, cuaca mendukung
 
Mukhlis mengatakan dengan semangat agar nantinya para SKPD benar-benar mampu mengangkat potensi kekayaan pantai dan laut yang ada di Kota Pariaman untuk meningkatkan PAD demi kesejahteraan masyarakat Kota Pariaman.





"Alhamdulillah kini kita sudah berada dikapal khusus penangkap tuna ini. Ini adalah kapal bantuan pusat kedua untuk Kota Pariaman," kata Mukhlis.

Menurutnya, Pemko Pariaman mengajukan anggaran kepada pemerintah pusat agar dibangunkan sebuah Dermaga senilai Rp. 52 miliar.

"Kita musti punya dermaga untuk nelayan sekaligus untuk Pariwisata," harapnya serius.

Pada launching pertama, KM INKAMINA melaut hingga 2 jam menuju Pulau Sikuai yang melewati rangkaian pulau-pulau yang luarbiasa elok dipandang mata. Pulau yang sempat dilewati antara lain, pulau babi, pulau pagang, pulau sirandan, pulau ular, pulau hantu, pulau pisang, pulau bintango dan teluk sirih, lalu kembali menyandar di dermaga Bungus.

Menurut Genius, dengan bantuan Kapal penangkap ikan tuna kedua ini, Pemko Pariaman bertekad menuju eksportir ikan tuna terbesar di Sumatera. Ia menjelaskan dengan kapal tersebut nantinya akan menggiring pola tangkap nelayan tradisional menjadi nelayan modern.

"Dengan alih SDM, Nelayan Pariaman nantinya akan menjadi nelayan modern. Kapal ini memiliki tekhnologi canggih komputerise. Ada sonar, GPS, ruang pendingin ikan. Dengan tekhnologi yang dimiliki, kapal ini dapat mendeteksi keberadaan ikan di laut," ujar Genius menjelaskan.

Menurut Genius, dengan sisitem Soko Guru, nantinya nelayan Pariaman akan terbiasa dengan cara-cara modern yang efektif dalam menangkap ikan.

"Pada zaman dahulu nelayan kita adalah nelayan yang tangguh. Dengan tekhnologi, kita akan bangkitkan kejayaan itu," pungkasnya.

Sementara itu Kabag Humas Setdako Pariaman Hendri menambahkan, bahwa nantinya para nelayan Kota Pariaman akan dilatih oleh ABK KM INKAMINA yang sudah menguasai tekhnologi tangkap ikan modern.

"Dikapal ini ada 3 ABK yang sudah bersertifikasi termasuk Kapten Kapal, Nelayan kita nantinya akan direkrut untuk melaut. Disitulah terjadi alih SDM sebagaimana yang dikatakan Bapak Wakil Walikota. Sekali melaut, kapal ini membawa 7 hingga 10 ABK dan melaut mencari ikan selama empat bulan. Sistem bagi hasilnya adalah 75-25 persen. Artinya 75 persen untuk pengelola dan 25 persen untuk Pemko Pariaman," urai Hendri.

Menurutnya, 75 persen dari bagi hasil tersebut adalah untuk mitra usaha yang mengelola kapal tersebut, baik dalam pembekalan hingga dalam penjualan hingga merawat kapal tersebut. Jika dirasa nelayan kita sudah mampu dan modal kapal telah kembali, nantinya kapal tersebut dapat dikelola oleh nelayan.

"Yang 25 persennya adalah untuk Pemko Pariaman yang nantinya akan dibagikan sebanyak 15 persennya untuk pembinaan kelompok nelayan, sedangkan yang sepuluh persennya untuk kas Dinas Kelautan Perikanan yang gunanya juga untuk biaya perawatan kapal," ulas Hendri.

"Namun disini Pemko Pariaman bertujuan bahwa setelah alih SDM berhasil, para nelayan kita juga diajarkan ilmu pemasaran ikan antar negara (ekspor) dalam waktu yang sama," jelasnya lagi.

KM INKAMINA menurut Azman Kabid Perikanan DKP Kota Pariaman memiliki panjang lunas 17 meter, panjang seluruh 21 meter, lebar 4 meter, draft 1,5 meter. Selain itu KM INKAMINA juga memiliki 5 buah palkah (peti pendingin) yang masing-masing palkah dapat menampung 3 ton ikan. Jika beruntung, sekali melaut (4 bulan) kapal tersebut dapat menghasilkan total ikan seniali 400 juta hingga 2 milyar rupiah.

"Tuna ada musim-musimnya, kadang hanya 400 juta. Terkadang mencapai 1 hingga 2 milyar pada saat tangkapan banyak. Sekali melaut kapal ini menghabiskan 7 Ton BBM jenis solar. Bekal sekali melaut 50 juta," jelas Azman.

Harga Ikan Tuna kualitas ekspor saat ini adalah Rp. 90.000 perkilo kelas super, dan Rp. 120.000 perkilo kelas istimewa. Sedangkan untuk ikan yang rijek (bukan untuk di ekspor) dijual seharga Rp. 30.000 perkilonya di tempat pelelangan ikan setempat.



                 Mukhlis bekali SKPD untuk tekad kuat gali potensi kekayaan laut

Catatan Oyong Liza Piliang
×
Berita Terbaru Update