Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Selain Kagumi Seni Melukis Mural, Genius Harapkan Lomba Itu Dijadikan Agenda Tahunan

9 Desember 2013 | 9.12.13 WIB Last Updated 2013-12-09T05:33:02Z


Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar bekerjasama dengan UPT Konservasi Kawasan Perikanan DKP Kota Pariaman menyelenggarakan kegiatan ‘Kampanye Penyelamatan Penyu’ melalui Mural Competitions (lomba melukis dinding), Minggu pagi (8/12/2013) di Pantai Gandoriah, Pariaman.

Lomba ini diikuti 12 tim, berasal dari mahasiswa berbagai perguruan tinggi di Sumbar diantaranya, Unand, UNP dan ISI Padang Panjang. Selain itu lomba ini juga diikuti oleh siswa SMK dan masyarakat umum. Sedangkan yang dilukis adalah dinding pagar Hotel Nan Tongga yang berbatasan dengan kawasan Pantai Gandoriah.

Wakil Walikota Pariaman Genius Umar pada saat meninjau kegiatan tersebut mengaku bangga dan kagum melihat kreatifitas generasi muda menuangkan ide-idenya pelestarian penyu dalam bentuk lukisan.

“Kami menyampaikan terima kasih kepada BKSDA yang sudah memilih Kota Pariaman sebagai tempat digelarnya lomba ini. Kita sejak lima tahun terakhir memang konsen pelestarian penyu lewat penangkaran penyu,” ujar Genius.

Menurut Genius, Pemko Pariaman sangat mendukung kegiatan lomba ini diharapkan bisa menjadi iven tahunan. Sebab memberikan manfaat yang besar, tidak hanya bisa meramaikan Pariaman, tetapi juga sosialisasi terhadap pelestarian penyu tetap terlaksana.

Sementara itu, Kepala BKSDA Sumbar Sahdin Zunaidi mengatakan melukis dinding ini dipilih, karena seni ini lebih universal, bisa dinikmati semua orang, segala usia, dengan senipun pesan yang ingin disampaikan lebih murah dimengerti.

“Kota Pariaman terpilih menjadi tempat digelarnya iven ini, karena pemimpin di kota ini konsen untuk pelestarian penyu dan lingkungan hidup, dibanding Kabupaten/Kota lainnya,” ujar Sahdin.

Diharapkan melalui kegiatan ini masyarakat sadar bahwa pelestarian penyu itu sangat penting. Untuk itu, masyarakat diminta untuk tidak mekonsumsi telor penyu atau memperjualbelikannya.

“Kita tidak ingin, anak cucu kita tidak mengenal lagi penyu. Hanya kenal lewat gambar atau bangkainya, kita berharap masyarakat melestarikan penyu, tidak lagi memakan telurnya,” ujar Sahdin mengakhiri.

Doni Sonipa
×
Berita Terbaru Update