Bedah Headline Koran Investigasi News :
Milyaran Rupiah Terbuang Sia-Sia
PD. PARIAMAN, Investigasi News—Sungguh menggenaskan kondisi waterboom proyek prestisius mantan Bupati Kab. Padang Pariaman Muslim Kasim yang saat ini menjabat sebagai Wak
il Gubernur Sumbar, Salah satu bentuk kegagalan perencanaan dalam prinsip penggunaan uang Negara yang luput dari pantauan BPK – RI.
Terbukti setelah diresmikan 10 Oktober 2010, hingga kini akhir tahun 2012 proyek objek wisata waterbom kebanggaan Padang Pariaman ini tak pernah dioperasionalkan, justru kondisinya sangat mengiriskan hati kita sebagai Masyarakat.
anggaran telah dihabiskan sangatlah banyak, dari data yang diperoleh Investigasi News, total dana Negara telah terpakai untuk proyek gagal ini mencapai Rp.13.196. 733. 000,- (tiga belas milyar seratus sembilan puluh enam juta tujuh ratus tujuh puluh tiga ribu rupiah), dari jumlah total perencanaan keseluruhannya sebesar Rp.42 Milyar. " Sebuah angka yang sangat fantastis jika digunakan untuk pengembangkan sektor ekonomi kerakyatan ." Kata Oyong Liza Piliang Admin www. pariamantoday.com sekaligus kontributor Investigasi News.
Drs. H. Ali Mukhni, Bupati Kab. Padang Pariaman waktu pelaksanaan mega proyek ini masih menjabat sebagai Wakil Bupati, ketika hendak diverifikasi soal nasib waterboom di Malibou Anai terkesan mengelak. Padahal saat itu sang bupati hadir di kedai Anih (8/12) samping BPD Pariaman untuk menjelaskan polemik seputar proyek pembangunan Dermaga Tiram dan PP2KD.
Pada Investigasi News, Ali Mukhni berujar, “Ma’af mbo ado acara di Rawang, ba’a kalau adinda ikuti ambo hadir di acara Rawang itu.” Kesan mengelak terlihat jelas dari sikap mimik raut wajah Bupati Padang Pariaman ini. “Sepertinya Pemkab Padang Pariaman masih kehilangan akal cara agar proyek miliaran rupiah gagal tersebut bisa dimamfaatkan, “ujar Hermanto salah seorang tokoh masyarakat Piaman yang hadir mendengarkan penjelasan Ali Mukhni waktu itu.
Kondisi terkini waterboom Malibou Anai, saat Investigasi News bersama Oyong Liza Piliang meninjau ke lokasi, ketika hendak memasuki pagar besi-besinya sudah patah-patah pintu sudah tidak terkunci lagi. Begitupun dengan kondisi menara landasan seluncur fiber glass, mulai dari tingkat pertama hingga tertinggi kentara terlihat pagar besinya sudah karatan bahkan sebahagiannya sudah patah, karena mengalami karatan akut.
kondisi atap menara juga mengalami pelapukan , lampu-lampu sudah pada pecah. koran ini datang ke lokasi waterboom ada 2 orang petugas dari Dinas Pariwisata Kab. Padang Pariaman sedang berusaha memasang seng untuk atap guna memagari jalan naik ke menara seluncur itu.
Kondisi bangunan instalasi air juga sangat memprihatinkan, selain pitu dan jendela tidak terkunci, kaca-kaca jendela dan pintu seluruhnya sudah hancur. Lantai bangunan instalasi air ini pun dipenuhi kotoran ternak. diperkirakan beberapa alat-alat instalasi air berharga ratusan juta diperkirakan sudah berkirap.
Pasalnya, lokasi waterbom dari cerita masyarakat sekitar sangat sering dijadikan tempat ajang maksiat pemuda-pemudi, terbukti di kolam pemandian anak-anak dan orang dewasa ,airnya tidak lebih dari 1 meter dalamnya, di lumpur berlunau banyak ditemukan kondom-kondom bekas berserakan. Ini membuktikan betapa kotornya lokasi pemandian waterbom kebanggaan Muslim Kasim tersebut.
Turun ke bawah beberapa meter, bangunan pintunya juga sudah hancur, dan ternyata di dalamnya adalah bangunan untuk ganti baju pria dan wanita dilengkapi toiletnya. Masuk ke dalamnya terlihat gelap dikarenakan lampu-lampu terpasang di langit-langit ruangan lotengnya sudah pada jebol itu, lampunya juga ikut hancur.
Merinding,!! Itulah suasana yang dirasakan koran ini ketika memberanikan diri masuk seorang diri ke dalam ruangan toilet dan ruang ganti dalam bangunan itu. Karena waktu itu 2 orang petugas dari Dinas Diksora dan Pariwisata Padang Pariaman hendak memasangi plang pintu ke dalam ruangan tesebut tidak berani masuk. Pasalnya, memang secara mata batin terlihat ruangan itu sudah menjadi tempat bersemayam roh-roh halus dan hantu-hantu penghuni rimba Malibou Anai memang dikenal angker.
Data-data konkret proyek waterbom
Pembangunan objek wisata waterbom Kab. Padang Pariaman semasa Bupati Muslim Kasim tersebut secara keseluruhan membutuhkan dana sebanyak Rp.42 Milyar. Namun dari tahapan-tahapan baru mencapai III (tiga tahap), menghabiskan dana sebanyak Rp. 13.196. 733.000,- (tiga belas milyar seratus sembilan puluh enam juta tujuh ratus tujuh puluh tiga ribu rupiah) dikerjakan oleh 3 perusahaan yang berbeda.
Adapun tahap I tahun anggaran 2008 dan 2009 (Multi Year) dibiayai dengan APBD Kab. Padang Pariaman sebesar Rp.11.752. 833.000,- (Sebelas milyar tujuh ratus lima puluh dua juta delapan ratus tiga puluh tiga ribu rupiah) dikerjakan oleh PT. Hutama Karya, dengan pekerjaan gedung utama lantai I, ruang bilas, menara, slinder, kolam landing, rumah pompa, bangunan ME, dinding penahan dan pagar.
Tahap II Tahun Anggaran 2009 juga dibiayai dana APBD Kab. Padang Pariaman sebesar Rp.433. 300.000,- (Empat ratus tiga puluh tiga juta tiga ratus ribu rupiah) dikerjakan oleh CV. Sarana Karya dengan pekerjaan kolam anak.
Tahap III dilaksanakan tahun anggaran 2010 tetap dibiayai oleh dana APBD Kab. Padang Pariaman sebesar Rp.1.010.640.000,- (Satu milyar sepuluh juta enam ratus empat puluh ribu rupiah) dikerjakan oleh PT. Pagar Alam Perkasa. Adapun pekerjaan yang dilaksanakan: menara dan slinder pacu, taman (landscaping), pengadaan payung/ tenda.
Dari estimasi total biaya dianggarkan Pemkab Padang Pariaman untuk pembangunan waterboom tak terpakai ini progresnya baru mencapai 30% dari total biaya Rp.42 Milyar, sehingga untuk penyelesaian pembangunan waterboom ini masih membutuhkan dana sebesar lebih kurang Rp.29 Milyar lagi.
Padahal pada proyek sama dengan waterboom di Kota Padang Panjang estimasi biaya pembangunannya tidaklah mencapai anggaran sebanyak perencanaan dan anggaran Pemkab Padang Pariaman melalui Dinas PU nya. Bengitupun dengan proyek pembangunan waterboom di Kota Sawahlunto estimasi biayanya tidaklah sebanyak DPU Kab. Padang Pariaman. Untuk, lebih jelasnya akan diuraikan oleh Investigasi News pada edisi berkutnya.
pertanyaan banyak kalangan, maksud dan tujuan apa sehingga Bupati Padang Pariaman waktu itu Muslim Kasim meresmikan pengoperasian waterboom di Malibou Anai jika pembangunannya baru mencapai 30 persen dari prodres? Ataukah hanya untuk mengelabui pemerintah pusat bahwa proyek ini memang sudah selesai dan sudah dioperasionalkan? belum lagi proyek IKK yang acap disebut hambalangnya Padang Pariaman.
Muslim Kasim dulu pernah berujar ",alun lahia urang nan bisa manduduak an aden dimeja hijau lai doh."
faktanya memang Muslim Kasim hingga kini tidak pernah tersentuh hukum.
Reportase Ferry Nuggrah SH Dan Oyong Liza Piliang