Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Borneo

15 September 2012 | 15.9.12 WIB Last Updated 2012-09-15T16:58:01Z

Dari ketinggian 30.000 kaki. Hutan seperti lumut. Hijau. Menggurat seperti tulang-tulang kerangka. Pada tiap lekukan tanah. Batas hijau, agak hijau, tapi tetap hijau. Kadang seperti cakar rajawali. Atau tampak bergerak ke aras horison.

Awan-awan putih di atasnya. Seakan memagut dari jauh. Dekat, tapi berjarak. Koloni awan dan hutan, tanpa hujan. 

Sungai-sungai melingkar ular-ular kecil dan besar. Bergelung, berkelok, tanpa kedinginan. Dari entah menuju laut. 

Dulu, Borneo adalah kabut. Adalah Barbar berisi manusia-manusia kanibal. Kata antropolog yang bermonolog. 

Kini, Borneo adalah benteng bagi setiap manusia-manusia kanibal yang memakan planet ini.
Kuridukan Avatar, di sini, dengan seekor Rajawali. Kurindukan cinta yang mengalir dari pohon kehidupan. 

Suara-suara ratiban. Gerak-gerik ayunan berlanggam.
Tuhan, Kau tahu isi hatiku.

Borneo, pada kisah pertama bagiku adalah pesawat kecil yang mengempeskan perut. Takut pada awan. Seperti naik naik halilintar di Ancol sana yang tak pernah kunaiki. Borneo menjadi cerita rapat-rapat penting di Bukit Soeharto. Kini bukit itu tandus, mengejar gurun di Timur Tengah. Borneo adalah malam-malam gelisah dikejar bayangan, pengungsian dari satu tempat pertemuan ke tempat pertemuan berikut, pada 1997. Borneo jadi legenda pelarian sejumlah aktivis mahasiswa.

Pada kisah-kisah berikutnya, Borneo sedang menata daerah. Menjiplak Syney, Melbourne, dari sisi bangunan. Kaya menjangkau langit. Miskin menghalau suku-suku Dayak di hutan-hutan.
Lalu Borneo menjadi lautan darah. Panglima Burung, puasa, hening, manusia-manusia yang melompat dari pohon ke pohon, menebas leher siapapun yang berbau lain. Borneo menjadi medan tugas tentara-tentara muda tanpa pengalaman.

Dan di kisah berikutnya, Borneo adalah gelombang para raja. Gelombang orang-orang yang ingin memberi nama. Kisah-kisah pemekaran. Kisah-kisah perbatasan. Penyeludupan. Pengungsi ratusan ribu orang. Kisah-kisah pengusiran. 

Dan tambang yang luka. Dan illegal logging. Dan wartawan yang kena culik dan patah-patah tulang kena hantam. Dan bangunan rumah mirip istana bernuansa emas. 

Borneo juga kisah kekasihku. Kisah anakku. Kisah energi langit yang turun bagai angin limbubu.
Pada batas peradaban kini, dimana tempatmu? Kemana kamu? Apa yang kau cari? Borneo, hanya pada tiap patahan siang dengan malam, ceruk malam dengan pagi, terdapat keajaiban.

catatan Indra J Piliang
×
Berita Terbaru Update