Antasari,mantan ketua KPK yang sekarang meringkuk di jeruji mulai bernyanyi,kali ini kasusnya adalah Bank Century,dimana dikatakannya bahwa SBY pernah memimpin rapat terbatas tentang bailout Bank Century. Itu rapat selama ini benar-2 ‘dirahasiakan’ apakah benar ada atau hanya isu. Yang lucu,keesokan harinya SBY langsung menanggapi bahwa bailout Century memang diperlukan untuk menghindari Indonesia masuk krisis seperti tahun 1998,walaupun dampak political cost baru terjadi setahun kemudian (hingga kini).
Antasari bicara & semua saling ribut menanggapi….Tetapi pertanyaan besar yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat adalah beranikah DPR/MPR/DPD atau KPK menyeret SBY…? Sebab dengan penjelasan SBY,itu memberikan arti bahwa SBY benar-benar mengetahui secara jelas tentang bailout Century,dari awal hingga akhir…! Bukan Sri Mulyani atau Boediono yang selama ini diincar oleh para politikus (atau mereka hanya mengincar keduanya sebagai sasaran antara saja?).
Dari awal kasus Century ini mencuat,sebenarnya arah daripada kasus ini adalah SBY & Partai Demokrat. Sebab kalau ada penyelewengan terhadap dana bailout artinya dana itu untuk siapa saja? Dan kenapa politikus PD begitu sensitif sekali akan hal ini,orang bilang “kalau tidak ada api,mana ada asap”….atau kalau tidak merasa bersalah,diam saja jauh lebih baik,kenapa responnya justru terkesan defensif sekali? Ada apa…?
Pertanyaan berikutnya adalah kenapa SBY begitu “kencang” bicara menjelaskan kasus Century kali ini? Apakah memang pernyataan Antasari ini bisa mengakibatkan sesuatu yang buruk bagi SBY & pemerintahannya serta Partai Demokrat? Memang ini bukan pertama kali SBY mencoba menjelaskan kasus Century,tetapi kali ini SBY terlihat memberikan “perlawanan” atas isu yang ditimbulkan dari pernyataan Antasari.
Artinya pernyataan Antasari tidak bisa dianggap main-main,sebab memang mantan Ketua KPK ini dipercaya sekali oleh sebagian besar masyarakat sebagai korban pembusukan & skenario besar yang dirancang oleh “penguasa” untuk menjatuhkan mantan ketua KPK ini (walau diyakini juga bahwa mantan Ketua KPK ini juga tidak jujur dalam kehidupan pribadinya). Istilahnya “setan lawan setan”….cuman setan mana yang lebih besar,ini yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat.
Menyeret SBY bukan hal yang mudah pada saat dia berkuasa,apalagi diyakini ada “konsensus nasional” para Jenderal TNI yang aktif untuk terus mendukung pemerintahan ini tetap selesai sesuai waktunya,apapun yang terjadi…sebab yang memerintah adalah termasuk “pentolan” jenderal. Analisa yang berkembang seperti ini terus saja merasuki kehidupan pengamat politik kelas “warung kopi” …Jadi,politikus sipil & penegak hukum kelas teri pun hanya bisa mengedipkan mata saja.
Oleh karena tidak ada yang berani & tidak mungkin menyeret SBY pada saat sekarang,lebih baik energi untuk kasus Century diledakkan seja setelah 2014 saat SBY tidak lagi berkuasa. Selain hemat energi,juga untuk tidak membuat isu-isu lain tenggelam hanya karena isu yang hampir mustahil dibongkar pada saat kekuasaan SBY masih penuh. Begitulah nasehat pengamat politik jalanan alias pengamat yang suka jajan di warung kopi pinggir jalan………….
catatan mania telo freedom writers kompasianer
