Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Sebeginikah Mentalitas Aparat ? Bentrok Brimob vs Warga di Sumsel

28 Juli 2012 | 28.7.12 WIB Last Updated 2012-07-28T07:12:38Z


                               jenazah angga yg tertembak dikepala (image tribunnews.com)



Angga bin Darmawan (12) seorang anak laki-laki yg baru mengenyam sekolah menengah tingkat pertama ini tewas dengan kondisi yg mengenaskan oleh peluru anggota brimob polda sumsel yg mengaping kepala anak ini. jutaan publik dinegeri ini kembali tersentak.. terhenyuh.. dan mengutuk aksi kekerasan main senjata yg dilakukan Aparat negara . Polisi yg seharusnya menjaga dan membela rakyat malah justru sebaliknya.tak salah kiranya komentar beberapa aktifis di Twitter yg menyamakan aparat dengan keparat jika melihat ikhwal kasus yg sangat memilukan ini.ini adalah kemunduran peradaban manusia ditanah air ini.


                                                 pasukan brimob bersenjata lengkap


anggota brimob ini "piaraan" sebuah perusahaan besar didesa tersebut. dalam bentrok brimob dengan warga ternyata mereka tak segan-segan menarik pelatuk senjatanya pada masyarakat dihadapannya. persis bagaikan tragedi di uganda sana, negara yg tidak menganut paham demokrasi.sebelum bentrok pecah, terjadi aksi sweeping aparat Brimob ke tiga desa. Yaitu, Desa Betung, Desa Sri Tanjung, dan Desa Sri Kembang. sangat tidak masuk diakal warga yg nyatanya patut dibela mereka sweeping bak mencari jejak teroris setelah meledakan Bom Bali.bahkan aksi sweeping tersebut konon mereka lakukan atas perintah perusahaan yg menuduh warga desa tersebut melakukan pencurian.


Berikut kronologi bentrok Brimob Vs warga di Desa Limbagan Jaya versi Walhi Sumsel, yang berbeda dengan kronologi versi polisi: 


Kamis, 26 Juli 2012


Personel Brimob Polda Sumatera Selatan melakukan penggeledahan terhadap rumah warga di Desa Sri Bandung. Tiga orang ditangkap dalam penggeledahan tersebut karena dituduh melakukan pencurian.


Jumat, 27 Juli 2012


Jumat siang ratusan personel Brimob Polda Sumsel kembali melakukan sweeping di tiga desa, yaitu Desa betung, Desa Sri tanjung, dan Desa Sri Kembang.


"Sedikitnya dua petani dari Desa Sri Tanjung ditangkap," tulis Walhi dalam keterangannya, Jumat (27/7/2012).


Pukul 16.00 WIB
Ratusan Brimob membawa senjata lengkap dan mengendarai 23 truk kembali mendatangi Desa Limbang Jaya.


Sebeginikah moral aparat negara kita? kemana keberpihakan mereka? apakah masyarakat boleh diperlakukan begini..? apakah anda digaji untuk berbuat begini? dan apakah pemerintah pusat akan membiarkan kejadian seperti ini terulang dan terus terulang lagi? sudah banyak nyawa rakyat melayang ditangan aparat yg seharusnya melindungi mereka.. kemaren disini disijunjung dan bukittinggi, esok disana.. dan tak pernah ada henti-hentinya.. ini adalah pelanggaran HAM yg sangat berat, Indonesia sudah selayaknya berlapang dada ketika tempo hari dicap sebagai negara gagal oleh sebuah lembaga internasional yg sangat kredibel. dan ini pernyataan sikap Tim Advokasi Kasus yg menyayat hati kita sebagai anak bangsa ini..


Pernyataan Sikap


Tim Advokasi Kasus Penembakan Brimob Polda Sumsel terhadap warga desa Limbang Jaya Ogan Ilir Sumsel


(Serikat Hijau Indonesia,Walhi Sumsel,Lembaga Perlindungan Anak Sriwijaya, Serikat Petani Seluruh Indonesia (SPSI), Perserikatan OWA Indonesia, Majelis LSM Sumsel,Angoota Forum Walhi Sumsel)


Karena itu, kami menuntut atas tindakan brutal yang dilakukan Brimob Polda Sumsel, diantaranya :


1. Melakukan pemecatan terhadap seluruh jajaran kepolisian, mulai dari kepolisian daerah (Polda) hingga kapolsek di Ogan Ilir


2. Membubarkan PTPN VII Cintamanis


3. Meminta pertanggungjawaban Bupati Ogan llir untuk mencabut HGU PTPN VII Cintamanis 


4. Walhi Sumsel juga menghimpun pendanaan terhadap korban dan keluarga atas tindakan premanisme Brimob tersebut.


Dalam konfrensi pers tersebut, Ketua DPRD OI Muhammad Gunhar melakukan pengencaman dan meminta secara khusus tindakan tegas brimob yang melakukan tindakan represif. Perwakilan pengacara Palembang, Mualimin Pardi mengatakan mendesak jajaran kepolisian untuk menarik aparat-aparat di wilayah desa yang berada di sekitar PTPN VII Cintamanis. Atas kasus Tim Advokasi juga merilis, telah terdapat 30 warga mengalami tindakan kekerasan oleh aparat Brimob Polda Sumsel.


Akademisi Tarech Rasyid menegaskan Gubernur Sumsel, Alex Noerdin wajib bertanggungjawab atas bentuk kekerasan yang terjadi atas kasus yang menimpa warga desa untuk mengedepankan keberpihakan terhadap rakyat dan bukan perusahaan. Menuntut mundur Gubernur Sumsel, Alex Noerdin atas kejadian tersebut.


catatan oyong liza piliang

×
Berita Terbaru Update