Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

SBY Gagal..Indonesia Butuh Pemimpin Real,,Bukan Pemimpin Parpol

14 Juli 2012 | 14.7.12 WIB Last Updated 2012-07-13T20:23:36Z

Harapan publik terhadap pemerintahan SBY dalam banyak hal memang tak
terlalu setuju dengan apa yang telah dilakukan oleh pemerintah.
Terbukti dengan kemunduran atau stagnasi dibanyak bidang
kesejahteraan , stagnasi dibidang penegakkan hukum dan berbagai
kekecewaan yang disebabkan lambannya pemerintah serta berbagai sikap
yang tak jelas dalam penegakan hukum. Ada kesan bahwa hukum
ditegakkan dengan asas tebang pilih, kesan bahwa hanya pihak lawan
politik yang dihajar dan belum menyentuh orang-orang yang dekat
dengan pemerintah. Contoh jelas ialah Menteri Hukum dan HAM serta
Menteri Sekretaris Negara dalam kasus duit luar negeri , kemudian
kasus Lapindo dimana pemerintah mengorbankan banyak hal.

Kenapa  menulis tentang kepemimpinan baru ? Karena para
politikus kita yang memenuhi syarat untuk menjadi pemimpin negara ini
umumnya berumur diatas 60 tahun, kemana kaum mudanya ? Dalam sejarah
dunia pemimpin yang baik ialah pemimpin yang muda tetapi cerdas,
dedikasi dan penuh pengabdian. Justru dikalangan muda sulit munculnya
calon-calon pemimpin dengan syarat muda usia. Kesulitan ini
disebabkan sistim partai politik yang ada tak mengakomodasi
calon-calon pemimpin masa depan. Sedangkan pemuda cerdas umumnya tak
tertarik kepada politik yang sejak lama ditengarai sebagai penuh
trik, penuh rekayasa, penuh vested interest dan pada umumnya lebih
terkesan mementingkan kepentingan kelompok atau kepentingan pribadi.
Justru anak-anak muda idealis tak mendapat tempat , tak mendapat area
penyaluran bakat kepemimpinan.

Apa sebabnya SBY dianggap mengecewakan ? Sewaktu dicalonkan sebagai
presiden , banyak pendukung mengharapkan SBY sebagai seorang militer
yang cerdas, tegas dan tak berkiprah kepada partai . Berarti SBY
berkiprah kepada rakyat pendukungnya. Apa yang terjadi ? Banyak pihak
menilai SBY terlalu berkiprah kepada partai politik , terlalu
berkiprah kepada orang-orang yang kuat dari partai politik. 

Ini menjadikan runyam, sebab apa yang bisa diharapkan rakyat dari DPR
yang merupakan perwakilan Partai politik ? DPR yang mungkin saja
cocok dengan ungkapan Gus Dur bahwa DPR adalah taman kanak-kanak.
Pada menjelang Resafel kabinet SBY masih menyatakan akan
berkonsultasi dengan partai-partai , jadi genaplah kata bahwa SBY
menakuti partai ketimbang keinginan rakyat. Keterbuktian bahwa DPR
kurang memikirkan rakyat ialah keterlibatan pada urusan duit, urusan
dimana duit kayaknya menjadi paling poenting dalam perjuangan
kebanyakan anggauta DPR, sedangkan reformasi yang diharapkan rakyat
tak pernah muncul kecuali retorika.

Menunggu Kepemimpinan Baru memang pantas dikemukakan agar negara
besar ini mampu mengatasi berbagai persoalan bangsa tanpa retorika..

catatan jas.p the indonesian freedom writers
×
Berita Terbaru Update