Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Jadi Ketua RT Dululah.. Baru Mikirin Jadi Presiden

14 Juli 2012 | 14.7.12 WIB Last Updated 2012-07-13T20:38:10Z

Seorang Anak ingin menguji kepandaian temannya dengan bertanya : ‘ Kamu tahu ngak nama presiden kita yang sekarang?’ Sang teman dengan cepat menjawab: ‘ Pak Tugur, masa gitu aja ngak tahu.” Seketika kelompok anak itu tertawa mendengan jawaban tadi Karena mereka tahu kalau Pak Tugur itu Cuma ketua RT 007. Anak anak tertawa karena menyaksikan kebodohan temannya, tiba tiba mereka merasa menjadi anak anak yang pandai, merasa lebih unggul dari teman yang satu ini.

Pak Tugur menjadi ketua RT lebih dari 20 tahun,
setiap kali masa jabatannya selesai, warga selalu memilihnya kembali,
padahal sesungguhnya dia tidak menginginkan jabatan sebagai ketua RT,
sampai satu saat warga tidak bisa memilihnya lagi. Pak Tugur memutuskan
untuk kembali ke desa menjadi petani setelah  pensiun dari pns. Sebenarnya
ini cuma  alasan untuk menghindar desakan warga yang menginginkan dia
menjadi ketua RT lagi.

Pak Tugur adalah orang yang soleh, setiap hari dengan sarung dan
kopiah dia berangkat ke langgar untuk sholat,  letak langgar tidak jauh dari
rumahnya.
Yang saya tahu saat subuh dan magrib, ia pasti ke langgar,
siang hari saya tidak tahu karena ia bekerja dan saya tidak membuntutinya terus
menerus.

Ia  orang yang sangat tegas malah cenderung agak galak,
tapi dia pasti membantu kalau ada yang membutuhkan pertolongan,
dengan segera tanpa menunda waktu. Ia juga orang sangat jujur dan sederhana,
tidak pernah sekalipun melakukan pungli walaupun pungli sudah
merupakan kewajaran saat itu, entah kini. Pun tidak pernah meminta bagian komisi
apabila terjadi transaksi jual beli rumah warga.. Dan kalau ada yang memberi
sesuatu
dalam kaitannya sebagai RT dia tersinggung dan marah, makanya saya katakan
tadi  dia cenderung galak.

Laporan keuangan selalu akurat dan dapat dipertanggung jawabkan.
Warga merasa tenteram dan terlindungi.
Saya pun kemudian pindah rumah, kali ini di komplek perumahan,
sebagian besar penghuninya adalah keluarga muda yang rata rata berpendidikan
lumayan dan rata rata profesinya pun lumayan,
mereka semua orang sibuk, suami isteri bekerja.

Di tempat ini sangat sulit mencari orang yang mau menjadi
pengurus RT apalagi jadi ketuanya. Beberapa kali pak RW dan petugas kelurahan
mengundang rapat untuk mencari calon ketua RT tapi gagal.
Tidak ada yang mau membagi sebagian waktu, tenaga dan pikiran secara gratis.
Tidak ada yang mau terganggu dengan kedatangan warga yang memerlukan
surat pengantar atau bantuan lainny,  Tidak ada yang mau dipusingkan mengurus
hansip/satpam/tk sampah, petugas kebersihan lingkungan.

Tidak ada yang mau repot ke kantor polisi kalau ada warganya yang
berurusan dengan pelanggaran hukum, tidak ada yang mau repot mendamaikan
kalau ada pertengkaran di antara warga.
Tidak ada yang mau waktunya terbuang untuk rapat dengan RW atau Lurah.
Pekerjaan menjadi RT adalah pekerjaan yang banyak kewajibannya
tapi tak ada imbalannya.

Ketua RT  sesungguhnya adalah pelayan yang tidak dibayar,
dia harus bertanggung jawab memimpin di lingkungannya dan
bekerja tanpa pamrih.
Pak Tugur  rasanya memang layak jadi presiden,
sang teman yang nampak bodoh tadi manambahkan persyaratan
menjadi presiden dengan keharusan telah berpengalaman menjadi ketua RT.

catatan kang aros the indonesian freedom writers
×
Berita Terbaru Update