Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Lebaran ala Piaman: sejarah tradisi manambang samek rayo

13 Mei 2021 | 13.5.21 WIB Last Updated 2021-05-13T02:13:38Z

Uang samek rayo ala Pariaman tidak diamplopi dengan nominal bervariasi dari pecahan uang kertas terbesar hingga terkecil. Foto: istimewa/internet

Pariaman - Warga Pariaman patut bersyukur karena masuk kategori wilayah yang diperbolehkan menyelenggarakan salat Idul Fitri 1442 Hijriyah karena zonasi kuning Covid-19. Begitu juga dengan malam takbiran semalam.

Hari Raya Idul Fitri juga hari paling ditunggu-tunggu oleh anak-anak yang dengan semangatnya bangun pagi untuk mengenakan baju baru. Kadang ia lebih dulu bangun daripada orangtuanya.

Selain itu, sejumlah tradisi juga mewarnai lebaran, tak terkecuali di Pariaman. Jika bagi kalangan dewasa mengutamakan silaturahmi dengan saling mengunjungi keluarga dan sahabat, tidak bagi anak-anak. Dalam pikiran mereka hanya ada satu ide, "manambang samek rayo" atau jika ditafsirkan ke dalam bahasa Indonesia "berburu angpao".

Tradisi berburu angpao alias manambang samek rayo, menurut beberapa sejarawan merupakan tradisi ketimuran yang masih lestari hingga saat ini. Tradisi tersebut terjadi karena asimilasi tradisi dari bebagai suku, ras dan agama dalam mengekspresikan perayaan besar hari keagamaan mereka.

"Tradisi manambang samek rayo juga melekat diingatan orang dewasa karena dulunya kita semua melakukannya saat anak-anak," kata pemerhati sosial, Muhammad Hasbi di Pariaman, Kamis (13/5).

Sedangkan rentang waktu manambang samek rayo, kata Hasbi biasanya hingga lebaran ketiga. Jumlah pendapatan hasil manambang samek rayo bagi anak-anak juga tergantung dari status sosial keluarga mereka, plus seberapa banyak kalangan perantau pulang kampung di lingkungan mereka.

"Tapi ada juga orang tua yang melarang anak-anaknya menambang. Umumnya bagi mereka dari kalangan menengah ke atas," sambung Hasbi.

Pendapatan anak-anak selama manambang samek rayo bagi mereka nominalnya sangat besar dan uang sebanyak itu hanya bisa mereka peroleh saat lebaran saja. Mereka akan memberikan cap pelit jika rumah yang ditujunya selalu tertutup saat musim manambang, bahkan memori itu tertanam hingga dewasa.

"Dan dari uang hasil manambang samek rayo, anak-anak bisa beli mainan yang banyak dijual selama lebaran di pasar. Bisa beli es krim mahal," sambungnya.

Ketua PPP Padangpariaman itu juga sependapat tradisi manambang erat kaitannya dengan tradisi ketimuran lainnya, seperti bagi-bagi angpao kepada anak-anak saat perayaan agama bagi umat agama lain.

Dari literatur yang dia ketahui, hanya tradisi bagi-bagi angpao yang sejarah tertulisnya sudah lebih dari seribu tahun, sedangkan tradisi manambang samek rayo ala Pariaman sulit ditemukan literatur tertulisnya.

Tapi poin utama sejarah menurut Hasbi tidak melulu soal literatur, namun bagaimana membaurnya komunitas sosial masyarakat Pariaman zaman dulu yang memiliki komunitas Tionghoa, Tamil dan Timur Tengah pada awal abad ke-20 ke bawah. Hasbi meyakini tradisi manambang samek rayo erat kaitannya dengan ini.

Selain itu, tambah Hasbi, tradisi manambang juga bagian ekspresi kebahagiaan saling berbagi bagi masyarakat karena semasa kecilnya mereka dulu juga pelakunya.

"Karena hampir kita semua pelakunya, ini bentuk ekspresi lain dan flashback kenangan indah saat kita yang membagikan samek rayo," pungkasnya.

Anak-anak penambang samek rayo jika diperhatikan jarang sekali melakukankannya secara individual. Biasanya mereka berjalan dengan kelompok kecil dari rumah ke rumah.

Uang yang didapat juga tidak sama di setiap rumah, tergantung status sosial dan tingkatan ekonomi pemberinya.

Samek rayo juga identik dengan uang kertas baru yang disukai anak-anak. Meski nominalnya tak seberapa, uang kertas baru yang masih tegang -masih bau bank - membinarkan mata mereka dibanding uang kertas lama meski nominalnya sama.

Jadi, pernahkah Anda manambang samek rayo dulu? Selamat Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriyah; kami segenap keluarga besar redaksional Pariamantoday.com mengulurkan salam; Mohon Maaf Lahir dan Batin! (Redaksi)

×
Berita Terbaru Update