Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

[Laporan Utama] Desa Santok Sambut 2021 dengan Wirid dan Bakar Ikan, Bagaimana Suasana Pariaman di Malam Pergantian Tahun?

1 Januari 2021 | 1.1.21 WIB Last Updated 2021-01-01T03:16:47Z

Warga Santok sambut malam pergantian tahun baru dengan makan balanjuang menu ikan bakar. Namun sebelumnya mereka mengikuti wirid pengajian. Foto: OLP

Pariaman - Warga Desa Air Santok Pariaman Timur tutup tahun 2020 dengan wirid bersama dan makan balanjuang dengan menu ikan bakar, Jumat dinihari (1/1).

Ikan yang dibakarpun adalah ikan segar yang selama ini telah lama ditebar pihak desa di Batangair Santok. Sebelum acara bakar ikan dimulai, sore harinya para pemuda bertugas memancing ikan dan emak-emak meracik bumbu beserta peralatan memanggang. Tim redaksi Pariamantoday ikut merasakan kelezatan ikan bakar racikan ala Desa Air Santok tersebut.

"Kita tidak merayakan tahun baru dengan membuat kerumunan seperti pesta kembang api, pesta orgen tunggal dan segala yang dilarang pemerintah kota di masa pandemi Covid-19," ungkap Kepala Desa Air Santok, Edison, Jumat dinihari.

Makan balanjuang dengan menu ikan bakar menyambut pergantian tahun, kata Edison selain untuk mempererat jalinan silahturahmi antar warga juga untuk memperteguh keimanan masyarakat Santok dengan mengadakan pengajian agama terlebih dahulu.

Dengan bakar ikan, pihak desa ingin agar pemuda khususnya, masyarakat Santok pada umumnya tidak keluar dari desa mencari hiburan ke tempat lain. Selain efektif, hal itu sekaligus seiring dengan imbauan pemerintah agar tidak merayakan malam pergantian tahun yang membuat kerumunan di sejumlah objek wisata.

Dari data yang dicatat pihak desa, dituturkan Ketua BPD Desa Air Santok, Dedi Afrizal, hampir seluruh warga desa tidak keluar daerah merayakan pergantian tahun baru. Jika pun ada beberapa orang, tidak lain hanya sekadar silaturahmi ke rumah para kerabatnya.

Karena menurutnya, beberapa hari jelang pergantian tahun pihak desa telah melakukan sosialisasi bagi warga agar tidak meluapkan kegembiraan malam tahun baru di masa pandemi dengan melanggar protokol Covid-19.

Baik dalam desa maupun dengan mengunjungi objek-objek wisata. Pihak desa juga secara tegas melarang pesta kembang api, pesta orgen tunggal apalagi pesta miras. Sanksi bagi yang melanggar juga telah diatur oleh pihak desa.

"Jika di tahun sebelumnya kita mungkin masih bisa mengizinkan tapi karena tahun ini masa pandemi kita larang dan masyarakat mematuhinya. Ini demi keamanan dan menjaga warga desa agar tidak tertular Covid-19," ungkap Dedi Afrizal.

Sosialisasi ke masyarakat desa kata Dedi, dilakukan dengan cara imbauan dari warung ke warung dan dari rumah ibadah ke rumah ibadah dengan pengumuman seusai salat berjamaah.

Bagaimana suasana malam pergantian tahun 2020 ke 2021 di kota Pariaman?

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Pariaman, Hendri mengatakan Pemko Pariaman mengikuti kebijakan menutup seluruh objek wisata sebagaimana edaran Gubernur Sumatra Barat. Namun masih banyak masyarakat yang belum mengetahuinya.

"(Karena) sudah menjadi kesepakatan bersama gubernur/walikota serta forkompimda," ungkap Hendri.

Redaksi Pariamantoday memang sengaja tidak mewawancarai petugas di lapangan jelang malam pergantian tahun di sejumlah objek wisata. Kami ingin melihat fakta di lapangan. Dari pantauan kami masih banyak kendaraan keluar masuk objek wisata hingga menjelang puluk 01.00 Wib.

Kami juga melihat ratusan personil gabungan polisi, TNI, Satpol PP dibuat sibuk malam itu karena pantai Gandoriah menjadi serbuan para pengunjung dari berbagai daerah untuk menghabiskan malam pergantian tahun. Mayoritas di antara pengunjung tidak menerapkan protokol kesehatan.

Tokoh muda Pariaman dan Padangpariaman, Muhammad Hasbi mengatakan di sejumlah daerah pemerintah dipusingkan dengan antipati masyarakat terhadap pandemi Covid-19. Kurangnya kesadaran masyarakat akan bahaya pandemi disebabkan juga karena faktor ekonomi.

"Hampir sepanjang tahun 2020 hampir seluruh lini usaha di Pariaman kena imbas ekonomi akibat pandemi Covid-19. Saat pemerintah memberlakukan new normal, ekonomi masyarakat mulai kembali menggeliat," kata Hasbi.

Begitu juga dengan pelaku di industri pariwisata yang selama pandemi mengalami kemerosotan ekonomi. Masyarakat Pariaman dan Padangpariaman, imbuh Hasbi masih diuntungkan dengan sikap fleksibel pemerintah yang tidak sekeras daerah lain yang main bubarkan pedagang.

"Langkah pemerintah sudah tepat dan penuh empati dengan tetap menjalankan langkah-langkah persuasif dan humanis. Tidak main tindak yang akan membuat masyarakat makin depresi," sambung ketua PPP Padangpariaman itu.

Namun di malam pergantian tahun baru barusan, Hasbi menyebut tidak ada hal luarbiasa yang dilanggar oleh masyarakat. Seperti ia tidak melihat adanya pesta kembang api, pesta orgen tunggal hingga pesta-pesta lainnya yang melanggar norma adat Pariaman.

"Jika sekadar berlalulalang di objek wisata dan kemudian diarahkan oleh petugas itu hal yang biasa. Paling tidak masyarakat tidak merasa terkekang dan masih dalam koridor. Walau bagaimana pun janganlah buat masyarakat makin depresi karena alasan Covid, toh masih ada cara persuasif," tandasnya. (OLP)

×
Berita Terbaru Update