Sekitar sepuluh mobil pribadi parkir di pinggir jalan Desa Air Santok membawa anak-anak mereka mandi di kolam renang "terpanjang". Foto: OLP |
Pariaman - Pemerintahan Desa Air Santok Pariaman Timur jadikan Batangair Santok menjadi lokasi pemandian sejak beberapa bulan lalu. Pinggiran atau bantaran Batangair Santok juga dibuat berbagai ornamen seperti jembatan melengkung dan lukisan mural ceria.
"Hari libur selalu ramai oleh pengunjung yang membawa anak-anaknya mandi-mandi ke sini," kata Ketua BPD Desa Air Santok Dedi Afrizal, Jumat sore (1/1).
Menurut Dedi, air yang berasal dari Ampang Santok terkenal sangat jernih. Bahkan Ampang Santok sudah ada sejak zaman kolonial Belanda dan kemudian dibangun Irigasi Santok yang diresmikan oleh Wakil Presiden pertama RI Muhammad Hatta.
Irigasi Santok kata Dedi membentang dari Desa Cubadak Mentawai, Desa Air Santok dan Desa Sungai Pasak. Selanjutnya terus ke Kelurahan Jati Mudiak, Jati Hilir dan kian mengecil di Kelurahan Alai Gelombang, Kampung Jawa II dan berakhir di Muaro Pariaman.
"Namun di Desa Santok airnya sangat jernih karena di sini bagian hulunya. Dan baru-baru ini kita sudah bersihkan sendimen dengan cara dikerok menggunakan alat berat," sambung Dedi.
Selain itu, imbuh Dedi, batangair Santok tidak dipergunakan warga membuang limbah rumah tangga karena seluruh warga sudah memiliki sanitasi pribadi di rumahnya masing-masing.
"Oleh karena itu aman untuk mandi-mandi. Airnya jernih dan selalu mengalir," tutur Dedi.
Ia mengatakan saat ini pihak desa juga tengah mengembangkan area wisata persawahan. Beberapa taman sudah siap dibangun pada 2020 dan akan ada penambahan beberapa taman atau pedestrian sebagai area swafoto bagi pengunjung. Pihak desa juga tengah memikirkan lokasi parkir strategis bagi kendaraan pengunjung.
Taman-taman dan beberapa infrastruktur yang dibangun di area persawahan, kata Dedi tidak merusak daripada sawah itu sendiri sehingga pengunjung bisa menikmati pemandangan area persawahan dari dekat tanpa mengotori kakinya.
"Progresnya di 2021. Nanti wisatawan bisa melihat petani menebar benih, melihat hijaunya hamparan sawah dari dekat dan menyaksikan panen padi," kata dia.
Pemdes Air Santok, kata Dedi nantinya akan membuat sebuah badan usaha atau BUMDes untuk mengelola wisata desa. Mekanisme retribusi nantinya juga akan diputuskan secara bermusyawarah dengan kepala desa bersama masyarakat.
"Keinginan desa tentu bagaimana kampung kita maju dan ramai dikunjungi wisatawan. Kita akan terus benahi potensi yang ada, membuat BUMDes. Kita berharap Desa Air Santok menjadi destinasi pilihan bagi wisatawan ketika berkunjung ke Pariaman," pungkasnya.
Desa di Pariaman terus berlomba kembangkan destinasi wisata
Kelurahan Pasir dan Desa Pauh Barat dikenal dengan Pantai Gandoriah dan Talao Pauahnya. Dua destinasi ini bahkan sudah menasional. Ia ikon bagi kota Pariaman diikuti Pantai Kata di Desa Taluak dan Pantai Cermin di Kelurahan Karan Aur.
Sejak awal kepemimpinan Genius Umar - Mardison Mahyuddin (mulai akhir 2018), kedua pemimpin itu terus mengagitasi agar seluruh desa di Pariaman mengangkat potensi wisata di desanya masing-masing. Genius dan Mardison bahkan sering menyemangati desa dengan ikut gotong-royong di berbagai desa guna memupuk semangat itu.
Bukti keseriusannya, baru saja dilantik menjadi walikota, para kepala desa dan pimpinan BUMDes se Pariaman dibawa Genius Umar untuk studi banding ke Pulau Bali dan Kabupaten Malang guna melihat desa wisata yang sudah mapan.
Walikota bilang hampir seluruh desa di Pariaman memiliki keunggulan dan potensi wisata masing-masing. Ia juga telah memaping Pariaman jadi dua wilayah zonasi wisata, yakni area pesisir dan area wisata agro. Kedua zonasi tersebut akan bisa optimal jika memanfaatkan sumber daya yang ada di desa itu sendiri.
"Sehingga seluruh wilayah Pariaman berada di depan. Tidak ada wilayah belakang," kata Genius di penghujung 2018 lalu. (OLP)