Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Wali Feri, Calon Bupati Paling Dijagokan Perantau Pekanbaru

16 November 2019 | 16.11.19 WIB Last Updated 2019-11-16T07:36:52Z
Foto: OLP
Pekanbaru - Pilkada Padangpariaman akan digelar pada September 2020. Tahapannya tengah berlangsung. Di Padangpariaman, suhu politik mulai panas. Magnitudonya kian kuat apalagi sejak keluarnya wacana revisi UU Pilkada oleh DPR RI. Dalam revisi yang belum ketok palu itu, anggota legislatif jika maju di Pilkada cukup mengambil cuti di luar tanggungan negara. Tidak lagi mengundurkan diri sebagaimana sebelumnya.

Seiring dengan akan direvisinya undang-undang tersebut, banyak tokoh dari unsur legislatif menyatakan siap bertarung di Pilkada Padangpariaman meski sebelumnya lebih banyak diam dan mengamati. Namun jauh sebelum wacana revisi undang-undang, politisi Gerindra Tri Suryadi alias Wali Feri, lebih dulu lantang menyatakan sikapnya akan mencalonkan diri sebagai calon bupati.

Politisi kelahiran 1973 yang kini duduk di DPRD Sumbar dan peraih suara terbanyak Partai Gerindra dapil Padangpariaman dan Kota Pariaman di Pemilu 2019 ini - sejak pernyataan fenomenalnya itu - sukses bikin geger. Tensi politik Padangpariaman langsung berubah. Ia bahkan dinilai sukses memutarbalikkan peta politik Padangpariaman. Kini, ia bertengger di posisi teratas sebagai salah satu kandidat yang dijagokan akan menang di Pilkada Padangpariaman.

Panasnya suhu politik Padangpariaman hawanya terasa hingga ke Kota Pekanbaru, Riau, yang belum sebulan bernafas lega oleh pekatnya kabut asap. Akan majunya Wali Feri, direspon serius para tokoh Padangpariaman di sana. Tidak hanya oleh kalangan perantau beken karena memegang sejumlah tampuk organisasi, tapi juga oleh kalangan perantau yang sekadar aktif memantau perkembangan kampung halamannya melalui media sosial.

Ketua PKDP Kota Pekanbaru Agusman Sikumbang misalnya. Meski tidak membawa bama besar PKDP, Agusman dengan gamblang mengatakan bahwa Wali Feri merupakan jawaban atas krisis kepemimpinan Padangpariaman selepas Ali Mukhni. Ali Mukhni memang secara otomatis akan meletakkan jabatannya karena telah dua periode memimpin Padangpariaman.

Wali Feri menurutnya sosok politisi yang langka. Wali Feri perpaduan banyak hal: pemimpin yang dicintai masyarakat, cerdas, lincah sekaligus berjiwa nasionalis dan agamis. Wali Feri dia nilai paling ideal bagi Padangpariaman saat ini.

"Padangpariaman selepas Pak Ali Mukhni adalah Wali Feri. Ia jawaban atas krisis kepemimpinan yang selama ini kita dicemaskan. Sejak ia menyatakan sikap mencalon bupati, kami di rantau kaget sekaligus menyambut positif," kata Agusman Sikumbang saat ditemui sejumlah wartawan di Pekanbaru, Kamis (14/11).

Menurutnya, sebelum pernyataan sikap Wali Feri, telah banyak diskusi dilakukan perantau Pekanbaru soal siapa sosok yang akan mereka dukung memimpin Padangpariaman selepas Ali Mukhni. Puluhan kali diskusi yang dilakukan selalu ketemu jalan buntu. Sekadar untuk diketahui, dukungan perantau - khususnya di Pekanbaru - punya pengaruh besar di tiap Pilkada Padangpariaman.

"Namun sejak Wali Feri menyakan sikap, ratusan tokoh masyarakat kita di sini (Pekanbaru) secara spontan menyatakan dukungan. Bahkan siap pulang kampung," kata magister hukum berusia 55 tahun itu.

Keputusan spontan mayoritas tokoh perantau tersebut sangat bersebab. Kiprah politik dan perjalanan karir Wali Feri sebagai pemimpin telah lama mereka amati. Tidak hanya sebatas kevokalan Wali Feri menyuarakan kepentingan rakyat saat duduk di DPRD Padangpariaman saja. Jejak Wali Feri saat menjabat Walikorong hingga Walinagari Pilubang, Sungai Limau juga tidak lepas dari pengamatan mereka. Wali Feri pun dia nilai segelintir dari politisi Padangpariaman yang aktif menjalin komunikasi dengan para perantau.

"Wali Feri sangat dicintai masyarakatnya karena ia selalu merajut silaturahmi. Jiwa sosialnya tinggi. Suka menolong. Saat ini sudah jarang kita menemukan sosok seperti itu," kata dia.

Jarak antara Padangpariaman dengan Pekanbaru yang cukup dekat, imbuh Agusman, kian memudahkan mereka memantau perkembangan Padangpariaman. Paling sedikit, kata dia, perantau Pekanbaru pulang kampung setahun sekali. Namun dalam hal komunikasi, hampir tanpa batas karena para perantau selalu dilibatkan oleh sanak familinya di kampung halaman dalam segala hal.

"Seperti urusan keluarga, urusan korong dan nagari. Jadi, kita paham betul situasi Padangpariaman karena Pekanbaru merupakan miniaturnya Padangpariaman. Tidak ada satu nagari pun di Padangpariaman yang orangnyanya tidak ada di Pekanbaru," ungkap mantan pelatih olahraga beladiri itu.

Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Gempar Provinsi Riau, Edwin Syarif. Mantan Ketua KNPI Riau itu mengatakan bahwa perantau di sana punya rasa memiliki kampung halaman yang tinggi. Oleh sebabnya, mereka tidak bersikap pasif terhadap perkembangan Padangpariaman.

"Baik dalam hal pembangunan dan politik. Kita aktif, tidak pasif. Orang Piaman di sini sangat banyak dan berkembang. Kita punya ikatan yang kuat dengan dunsanak di kampung," kata Edwin Syarif.

Edwin menyebut perantau selalu bermusyawarah dalam memutuskan segala hal menyangkut kampung halaman mereka. Tapi soal politik, meski tidak akan membawa-bawa nama organisasi seperti PKDP dan Gempar, orang-orang di dalamnya selalu satu suara.

"Sekarang kita bicara Wali Feri. Kiprahnya kita tahu. Kita dukung, kita sosialisasikan. Tapi tidak bawa nama PKDP dan Gempar meski organ di dalamnya mayoritas mendukung. Intinya, kami menyatakan sikap mendukung secara elegan dan tidak ingin menyakiti siapapun karena PKDP milik semua orang Piaman, ranah dan rantau," ungkapnya.

Helmi, 47, salah seorang pengusaha muda sukses asal Padangpariaman di Pekanbaru, lain lagi. Pengusaha properti dan otomotif itu meyakini Padangpariaman akan lebih maju lagi jika dipimpin oleh orang yang tepat selepas Ali Mukhni.

Pengantong sertifikat puluhan hektare tanah di pusat kota Pekanbaru itu, meyakini pemimpin yang tepat akan lahir di saat yang tepat pula. Meski berfilosofi, ia menilai masyarakat akan tahu dengan sendirinya siapa yang akan mereka jadikan pemimpin.

"Yah, akan selalu begitu. Hati tak bisa dibohongi. Ia (hati) akan bergerak dengan sendirinya sesuai panggilan. Dan panggilan hati tersebut adalah Wali Feri," sebut pria yang perjalanan hidupnya dari nol hingga sekarang sangat layak dikisahkan itu.

Menurutnya, potensi Padangpariaman saat ini masih banyak yang perlu digarap secara profesional. Beberapa sektor produktif yang seharusnya lebih dulu digarap, malah terlewatkan.

"Padangpariaman sebagai satelitnya ibukota provinsi, harusnya bisa lebih maju lagi dari sekarang," pungkasnya. (OLP)
×
Berita Terbaru Update