![]() |
![]() |
Ia maju bersama Partai Golkar dengan nomor urut 3. Ibu dua anak kelahiran 11 Juli 1972 di Tanjung Pinang, Kepulauan Riau itu, mengatakan banyak hal yang harus diperbaiki di Sumbar namun tak banyak dilakukan oleh legislatif yang duduk saat ini. Legislatif yang terpilih lebih banyak mengejar jabatan ketimbang memperjuangkan aspirasi masyarakatnya.
"Ketika jabatan didapat mereka tidak maksimal berjuang, sehingga banyak peluang pembangunan untuk Sumbar diambil provinsi-provinsi lain," ungkapnya di Pariaman, Jumat (5/4).
Dari sisi pembangunan, infrastruktur dan investasi, Sumatera Barat menurutnya sudah sangat jauh tertinggal dibandingkan provinsi-provinsi lain di Sumatera. Kebanggaan Sumbar sirna seiring melesatnya kemajuan provinsi-provinsi tetangga yang dulunya berada di bawah Sumbar laksana Jambi dan Riau.
Owner Law Office Dhifla Wiyani and Partner di Jakarta itu menyebut Sumatera Barat tak banyak dapat jatah kue pembangunan dari Pusat karena lemahnya lobi para legislatif. Legislatif dari Sumbar yang duduk di Senayan kalah bersaing dengan legislatif-legis latif dari pulau Jawa yang lincah melihat peluang bagi daerahnya.
"Sehingga saat mereka sudah dapat 10, kita baru dapat dua. Begitu mereka lihat peluang langsung bikin proposal. Kita sering telat ajukan proposal. Itu pun mesti memperbaiki proposal karena banyak salahnya," sebut Ketua Departemen Wirausaha, Koperasi dan UKM DPP Golkar tersebut.
Jika terpilih sebagai salah satu anggota DPR RI dari Sumbar, Dhifla bertekad akan merubah paradigma legislatif selama ini. Ia akan langsung menginventarisir persoalan kedaerahan, teruma di daerah pemilihannya.
"Target utama tentu pembangunan infrastruktur seperti jalan di Padangpariaman bagian selatan. Itu kan hanya bagus di jalan utamanya saja, sedangkan masuk ke dalam rusak parah, begitu juga dengan jalan-jalan daerah pertanian di Kabupaten Limapuluh Kota. Ini perlu penanganan cepat," imbuhnya.
Di samping infrastruktur, pemberdayaan masyarakat, kata dia juga tak kalah penting. Melalui pemberdayaan perempuan ia bertekad akan mendistribusikan dana pusat untuk peningkatan sumberdaya perempuan. Seperti kerajinan dan kuliner dengan langsung menyediakan manajemen pemasarannya.
Sementara itu, Politisi DPP Golkar Indra Jaya Piliang menyebut Dhifla memang sudah dikenal lincah. Ia aktif dalam berbagai organisasi dalam dan luar negeri.
Ia menilai jika warga dapil II Sumbar menjatuhkan pilihan kepadanya, hal itu disebutnya sangat tepat, karena Dhifla akan total memperjuangkan aspirasi konstituennya.
Ia menyebut Sumbar sedang berjuang go nasional dalam kepariwisataan sebagaimana Kawasan Mandeh. Namun Mandeh perlu daya dukung dari daerah lain. Perlu segitiga wisata. Mandeh perlu Pariaman dan Bukittinggi.
"Wisata itu minimal tiga hari, satu hari di Mandeh, kemudian ke Pariaman dan terakhir Bukittinggi. Dalam hal ini Pariaman perlu transportasi penghubung laut dengan Mandeh. Perlu sebuah dermaga dengan kapal-kapal yang mumpuni. Untuk itu perlu sokongan dana pemerintah pusat melalui lobi legislatif," tandasnya. (OLP)