Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Bawaslu Pariaman Ingatkan tingkat Kerawanan Politik Uang di Pemilu 2019

1 November 2018 | 1.11.18 WIB Last Updated 2018-11-01T15:01:55Z
Koordinator divisi penindakan pelanggaran Badan Pengawas Pemilu Kota Pariaman Elmahmhudi. Foto: Nanda
Pariaman - Dinamika politik jelang pemilihan umum 2019 di Kota Pariaman diproyeksikan bakal meningkat. Pasalnya, pelaksanaan pemilihan anggota DPR, DPD, DPRD provinsi, DPRD kabupaten/kota, serta presiden dan wakil presiden diselenggarakan secara serentak. Ratusan orang calon akan bersaing ketat memperebutkan kursi di semua tingkatan pemilihan.

"Dinamikanya tentu lebih tinggi dibandingkan dengan pemilihan kepada daerah. Pemilu 2019 pesertanya ada capres cawapres, caleg DPR, DPD. Terdapat ratusan caleg bersaing mendapatkan suara masyarakat sehingga dinamika politiknya meningkat," ujar koordinator divisi penindakan pelanggaran Badan Pengawas Pemilu Kota Pariaman Elmahmhudi, saat pelaksanaan sosialisasi pengawasan pemilu bersama stakeholder kecamatan Pariaman Timur, Kamis (1/11) siang.

Meskipun demikian, menurut Elmahmudi, aktivitas kampanye pemilu serentak 2019 tidak bakal seramai atau sehangat kampanye pemilihan kepada daerah Kota Pariaman.

Tersebarnya basis dukungan caleg yang hampir merata di seluruh desa di Kota Pariaman, membuat konsentrasi politik akan terpecah di desa-desa. Masing-masing lebih mengoptimalkan basis suara di desa masing-masing.

"Persaingan perebutan suara terjadi di tingkat level bawah, di desa. Sehingga caleg yang ada fokus di lumbung suara daerah masing-masing," kata dia.

Dengan kondisi jumlah caleg yang mencapai ratusan orang itu, juga berdampak terhadap terbaginya suara. Sangat sedikit caleg - bisa jadi juga partai politik - meraih suara sesuai dengan bilang pembagi kursi.

"Dengan kondisi penyebaran suara saat ini, tentu suara akan tersebar. Sulit bagi caleg mencapai perolehan suara maksimal sesuai suara untuk satu kursi. Politik uang juga rawan sebetulnya. Dengan kondisi suara yang dibutuhkan sedikit, penggunaan uang untuk mendapatkan suarapun terbuka," katanya.

Dilanjutkannya, banyaknya calon pada pemilu 2019 harus diimbangi dengan pengawasan partisipatif agar pengawasan pemilu 2019 lebih optimal. Jumlah pengawas yang sangat sedikit jika dibandingkan dengan calon, tidak akan efektif melakukan pengawasan. Pengawasan bukan berarti membantu Bawaslu atau Panwaslu, melainkan untuk menjaga kedaulatan politik dan sistim demokrasi Indonesia.

"Ada dua pendekatan pengawasan partisipatif, pertama mendorong peserta pemilu untuk saling mengawasi. Kedua, mendorong masyarakat terlibat aktif mengawasi pemilu dan menyampaikan laporan pelanggaran pemilu," pungkasnya

Sementara itu Ketua Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan (Panwascam) Pariaman Timur, Sofyan Masni, mengatakan jika pihaknya telah melakukan pemetaan kerawanan pemilu serentak 2019 di wilayah kecamatan Pariaman Timur. Dinamika politik yang tinggi saat pemilu, tidak akan memunculkan kegaduhan politik.

"Masing-masing caleg terkadang memiliki hubungan kekerabatan. Karena ada hubungan tersebut, niatnya melakukan kampanye hitam tidak akan jadi," pungkasnya. (Nanda)

×
Berita Terbaru Update