Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Minim di DPRD, Mardison Semangati Perempuan di Pileg 2019

20 Oktober 2018 | 20.10.18 WIB Last Updated 2018-10-20T10:31:35Z
Wakil Walikota Pariaman Mardison Mahyuddin foto bersama dengan para wanita Himpunan Wanita Karya. Foto: Nanda
Pariaman - Wakil Walikota Pariaman Mardison Mahyuddin dorong agar calon anggota legislatif perempuan optimalkan garap segmen pemilih perempuan pada pemilu serentak 2019 mendatang.
 

Minimnya politisi perempuan yang duduk di DPRD Kota Pariaman - satu orang pada periode 2014-2019 - berbanding terbalik dengan jumlah pemilih perempuan.

Padahal dari sisi jumlah pemilih, kata Mardison, segmentasi pemilih perempuan dominan ketimbang pemilih laki-laki. Dari 61.342 Daftar Pemilih Tetap (DPT) pemilu 2019, pemilih perempuan sebanyak  31.229 orang.

"Berdasarkan data DPT KPU Kota Pariaman tercatat 31.229 pemilih perempuan. Dari sisi kuantitatif, pemilih perempuan lebih mayoritas dibandingkan pemilih laki-laki sebanyak 30.113 pemilih. Namun faktanya, dengan potensi pemilih yang begitu besar ini, baru ada satu orang calon perempuan yang terpilih duduk di DPRD Kota Pariaman," ujarnya pada pelantikan pengurus Himpunan Wanita Karya (HWK) Kota Pariaman periode 2018-2023, Sabtu (20/10).

Ia mengatakan minimnya keterpilihan caleg perempuan bisa disebabkan gagalnya calon perempuan meyakinkan pemilih jika politisi perempuan mampu menjadi legislator.

Pemilih, baik laki-laki ataupun perempuan cenderung memilih calon legislatif laki-laki. Meskipun ada beberapa caleg perempuan ataupun kepala daerah perempuan yang terpilih, namun jumlahnya sangat sedikit.

"Padahal undang-undang telah memberikan kesempatan lebih besar kepada calon perempuan untuk berkompetisi pada pemilu. Syarat 30 persen keterwakilan perempuan, adalah upaya pemerintah mendorong politisi perempuan bersaing," ulasnya.

Ia mengatakan, pendidikan politik berkelanjutan untuk meningkatkan daya saing caleg perempuan secara perlu dilakukan. Tidak hanya oleh pemerintah, namun pendidikan politik juga dilakukan oleh kelompok kepentingan seperti partai politik dan NGO.

"Perlu dilakukan pendidikan politik secara komperehensif agar caleg perempuan memiliki daya saing, sehingga stigma "sebagai pelengkap" tidak lagi melekat pada caleg perempuan. Namun betul-betul ada banyak legislator perempuan hendaknya," ujarnya.

Terpisah, Ketua DPC Partai Gerindra Kota Pariaman, Mimi Elfita, mengatakan jika pihaknya telah menempatkan 8 orang caleg perempuan potensial untuk merebut 3 kursi di DPRD Kota Pariaman.

Proses penempatan caleg perempuan yang saat ini telah ditetapkan sebagai Daftar Calon Tetap itu, melalui mekanisme seleksi yang ketat. Dua tahapan seleksi yakni seleksi administrasi, ujian kelayaikan dan kepatutan harus dilalui caleg perempuan agar diajukan sebagai calon anggota DPRD Kota Pariaman oleh partai besutan Prabowo Subianto itu.

"Target kita dapat 5 kursi, dua di antaranya perempuan. Saat ini, seluruh caleg perempuan telah lulus seleksi baru dicalonkan, artinya seluruh calon kami adalah potensial dan layak berkompetitor dengan caleg laki-laki," kata dia.

Ia mengatakan, keterbatasan perempuan bersosialisasi pada pemilu, bukan menjadi persoalan. Metode kampanya blusukan dari rumah ke rumah, akan lebih optimal mengeruk dukungan.

"Tidak ada masalah sebetulnya. Kami caleg perempuan tentu paham dengan batasan, yang jelas dengan metode blusukan akan lebih optimal dan efisien," pungkasnya. (Nanda)
×
Berita Terbaru Update