Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Indahnya Pariaman, Jangan Sia-siakan

26 Desember 2015 | 26.12.15 WIB Last Updated 2015-12-27T23:50:14Z



Kemarin anak saya menyebut bahwa Kota Pariaman merupakan kota terbersih setelah dia melihat tugu Adipura di Taman Anas Malik saat belajar kelompok di sekolahnya. Dia menanyakan kepada saya benarkah Pariaman kota terbersih? Tanpa ragu saya jawab iya. Saya tidak perlu bertanya kepada dinas terkait untuk menjawab pertanyaan anak saya tersebut. Saya ingin dia melihat faktanya saja dan menyuruh dia membandingkan dengan kota-kota yang pernah dia singgahi di mana ada kesempatan liburan keluarga.

Perihal kebersihan, tiga tahun silam saya pernah menulis artikel berjudul "Mobil pengangkut sampah yang bersenandung". Petugas kebersihan di Pariaman bekerja dengan sukacita. Saat itu saya wawancarai dia panjang lebar perihal musik di mobil truk sampah yang saya apresiasi tersebut. Teruslah bersenandung. Lakukan pekerjaan dengan bahagia maka Anda tidak merasa bekerja seharipun, kalimat seorang filsuf.

Tadi pagi saya bangun terlalu lekas. Pukul lima subuh saya terjaga begitu saja. Usai cuci muka bergegas saya menuju palanta samping Bank Nagari di mana saya biasa sarapan pagi. Pemandangan pagi ini membuat saya senang. Puluhan mobil plat nomor luar provinsi bondong-bondong menuju Pantai Gandoriah dan sejumlah objek wisata lainnya. Adapula saya lihat beberapa unit bus pariwisata langsam di simpang tabuik. Mereka semuanya hampir dipastikan tidak hanya lewat di Pariaman. Pariaman sekarang adalah destinasi wisata tiga besar di Sumbar.

Kemarin, saya ditelpon oleh kawan selokal semasa SMP di Pekanbaru. Dia katakan berada di Pariaman sedang liburan keluarga dengan tiga mobil jenis MPV. Kawan saya tersebut sudah puluhan tahun tidak ke Pariaman meski kampung halaman orangtuanya. Pariaman bergelora di media sosial membuat dia penasaran untuk berkunjung.

"Di Pekanbaru tidak ada wisata alami. Pelaku wisata (di Pekanbaru) juga tidak bagus bagi keluarga karena ada premannya," kata teman saya tersebut saat dia menjawab pertanyaan saya kenapa tidak berlibur di Pekanbaru saja.

Apa yang dia ujarkan membuat saya berpikir. Sejumlah coretan dalam riset saya tentang filosofi pariwisata sangatlah tepat. Tiga elemen utama membangun dunia pariwisata saya simpulkan adalah dukungan alam, investasi dan sumber daya manusia (SDM). Kerap suatu daerah gagal membangun destinasi karena faktor gagalnya membangun SDM. Tiga elemen tersebut adalah satu kesatuan yang tidak boleh terpisah. Akan gagal sebuah simpul jika salah satunya keluar.

Wisatawan perlu dilayani dengan ramah. Mereka berlibur untuk menyenangkan hati. Mereka tidak ingin melihat muka masam apalagi ucapan kasar. Sebagus apapun alamnya, wisatawan saya pastikan akan hengkang dan berkirab naik menguap ke langit ketujuh dan tidak akan kembali lagi ke daerah itu jika tidak mendapatkan pelayanan layak. Wisatawan perlu kepastian akan keamanan keluarganya. Saya mencatat hal itu.

Untuk destinasi wisata Pariaman, saya lihat sudah dibenahi dengan baik. Alam juga sangat mendukung. Tinggal mengubah nuansanya saja lagi. Nuansa nyaman, aman, tentram, damai, perlu dibentuk dengan SDM. SDM yang saya maksud bukan saja pelaku wisata langsung, namun seluruh masyarakatnya. Melakukan hal itu tidak sulit jika kita sama-sama bekerja keras.

Alam yang indah, pantai yang permai, pulau-pulau, alam bawah laut di Pariaman tanyakan saja kepada saya betapa eloknya. Hampir dua tahun saya meneliti setiap jengkal potensi wisata di Pariaman, saat itu pula decak kagum bagi diri saya sendiri. Itu bukan penilaian subjektif karena saya orang Pariaman. Buktikan saja.

Lalu di mana lagi letaknya pelecut lajunya dunia pariwisata di Kota Pariaman? Jawaban saya tiada ragu sedikitpun adalah membangun SDM-nya selekas mungkin. Fasilitas pendukung saya yakini akan menyusul seiring kesadaran jiwa wisata masyarakat Pariaman itu sendiri.

Catatan Oyong Liza Piliang
×
Berita Terbaru Update