Pariaman - Wali Kota Kota Pariaman Yota Balad menyalurkan bantuan permakanan bagi penyandang disabilitas terlantar, anak terlantar, lansia terlantar, serta gelandangan dan pengemis di luar panti sosial.
Bantuan tersebut merupakan bagian dari pokok pikiran (pokir) Wakil Ketua DPRD Kota Pariaman, Riza Saputra, dan diserahkan secara simbolis di Pendopo Wali Kota Pariaman, Selasa (8/12), untuk 500 kepala keluarga di Kecamatan Pariaman Selatan dan Pariaman Timur.
Bantuan yang diterima warga berupa paket beras 10 kilogram, satu papan telur, dan minyak goreng per kepala keluarga. Program ini ditujukan bagi kelompok rentan yang dinilai membutuhkan dukungan permakanan dasar agar dapat memenuhi kebutuhan harian mereka.
Wali Kota Pariaman Yota Balad mengatakan penyaluran ini merupakan bentuk komitmen pemerintah dalam memperhatikan kondisi masyarakat rentan. Ia menegaskan bahwa program permakanan tersebut bukan respons terhadap bencana, melainkan hasil perencanaan legislatif yang telah disusun sebelumnya.
“Bantuan ini sudah dipikirkan oleh dewan, bukan karena adanya bencana. Pemerintah ingin memastikan warga yang membutuhkan tetap mendapatkan perhatian. Manfaatkan bantuan ini dengan baik,” kata Yota.
Ia menambahkan bahwa aliran bantuan untuk masyarakat terus berjalan. Sehari sebelumnya, pemerintah daerah juga telah menyalurkan bantuan tunai kesejahteraan (Kesra) sebagai bagian dari dukungan sosial yang diperluas.
“Sampai saat ini bantuan terus mengalir. Kemarin bantuan tunai Kesra juga sudah disalurkan. Kami berupaya memastikan jaring pengaman sosial tetap hadir bagi warga,” ujarnya.
Yota menegaskan pemerintah akan terus mencari peluang pendanaan dari pemerintah pusat guna memperkuat program perlindungan sosial di daerah, terutama di tengah efisiensi anggaran daerah dan dampak bencana banjir dan longsor.
“Kami akan terus menggaet dana pusat untuk kepentingan masyarakat Pariaman. Dengan dukungan pusat, program untuk kelompok rentan dapat terlaksana lebih maksimal,” katanya.
Anggota DPRD Kota Pariaman, Riza Saputra, yang menggagas program tersebut melalui pokirnya, mengatakan bantuan permakanan ini disusun berdasarkan kebutuhan nyata masyarakat di lapangan, terutama mereka yang tidak memiliki penghasilan tetap.
Ia menyebut keterbatasan anggaran menjadi alasan tidak semua warga dapat menerima bantuan pada tahap ini.
“Tidak semuanya dapat karena keterbatasan. Bagi yang menerima, semoga bermanfaat dan bisa meringankan beban,” ujar Riza.
Riza juga menyampaikan permohonan maaf kepada warga yang belum terakomodasi dalam penyaluran kali ini. Ia berkomitmen memperjuangkan tambahan alokasi dalam pokok pikirannya pada periode berikutnya.
“Kami mohon maaf bagi yang belum menerima. Insya Allah akan kita usahakan dalam pokir ke depan agar lebih banyak warga yang terbantu,” katanya.
Penyaluran bantuan permakanan tersebut menjadi bagian dari upaya terpadu pemerintah daerah dan legislatif untuk memperkuat perlindungan sosial bagi kelompok rentan.
Pemerintah berharap program ini memberikan dampak langsung dan membantu meringankan beban keluarga penerima di tengah tekanan ekonomi. (OLP)