Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Wawako Mulyadi Dorong Pembentukan Bank Sampah di Seluruh Desa dan Kelurahan

30 Oktober 2025 | 30.10.25 WIB Last Updated 2025-10-30T12:38:03Z



Pariaman - Wakil Wali Kota Pariaman Mulyadi mendorong seluruh desa dan kelurahan di wilayahnya untuk secara mandiri mengelola sampah dengan membentuk bank sampah, sebagai bagian dari upaya mengurangi ketergantungan terhadap Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Pernyataan itu disampaikan Mulyadi saat membuka Focus Group Discussion (FGD) Pengelolaan Sampah dan Pembentukan Satu Desa/Kelurahan Satu Bank Sampah, yang digelar di Balairung Rumah Dinas Wali Kota Pariaman, Kamis (30/10/2025).

Kegiatan yang diselenggarakan oleh Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, dan Lingkungan Hidup (Perkim LH) itu dihadiri perwakilan SKPD, kepala desa, lurah, serta tokoh masyarakat.

“Persoalan sampah tidak bisa diselesaikan oleh pemerintah sendiri, tetapi membutuhkan partisipasi masyarakat secara luas,” kata Mulyadi. Ia menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dan mendorong hasil diskusi dapat diterapkan mulai tahun 2026.

Menurut Mulyadi, pemerintah menargetkan dalam tiga hingga empat tahun ke depan, 80 persen sampah di Kota Pariaman dapat terolah tanpa harus dibuang ke TPA. 

“Tahun depan saja, hampir Rp 2 miliar dianggarkan hanya untuk membuang sampah ke TPA Air Dingin Padang. Ini angka yang besar dan harus kita tekan melalui pengelolaan di sumbernya,” ujarnya.

Kepala Dinas Perkim LH Feri Andri menambahkan, kebijakan nasional mengharuskan setiap daerah mengelola sampah mulai dari rumah tangga, usaha kuliner, hingga perkantoran. Ia menjelaskan, setiap desa dan kelurahan di Pariaman diharapkan memiliki bank sampah lokal untuk menampung, memilah, dan menjual sampah bernilai ekonomis.

“Bank sampah akan menampung sampah organik dan anorganik untuk diolah kembali, sementara residu akan dibawa ke TPA,” kata Feri.
Saat ini, Pemko Pariaman telah memiliki bank sampah Sabiju Liber (Sampah Bisa Jadi Uang dan Lingkungan Jadi Bersih) serta program Sedekah Botol Plastik (Sebotik) yang membeli sampah dari warga dan membuka layanan seminggu sekali.

“Dengan sistem ini, kami berharap muncul kesadaran kolektif masyarakat bahwa sampah bisa bernilai ekonomi dan lingkungan bisa tetap bersih,” tambahnya. (*)


×
Berita Terbaru Update