Pariaman - Di tengah keterbatasan fiskal, Wali Kota Pariaman, Yota Balad, berupaya mencari jalan keluar dengan menggandeng pemerintah pusat. Jumat (19/9), ia menemui pejabat Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, guna mengajukan sejumlah program pengembangan pariwisata.
Dalam pertemuan itu, Yota bertemu Sekretaris Deputi Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur, Utari Widyastuti, serta Asisten Deputi Event Daerah, Reza Pahlevi. Ia membawa proposal yang menitikberatkan pada perbaikan infrastruktur wisata, penanganan sampah, serta penguatan sektor ekonomi kreatif masyarakat.
Program prioritas yang diajukan meliputi perbaikan dermaga Pulau Angso Duo yang disebutnya sebagai pintu masuk utama wisatawan penyediaan kapal katamaran beserta fasilitas menyelam dan snorkeling, hingga dukungan kios untuk pelaku UMKM. Yota juga menekankan pentingnya memasukkan Festival Tabuik Pariaman ke dalam agenda nasional Kharisma Event Nusantara (KEN) 2026.
“Dalam keterbatasan anggaran, kami tetap berusaha memajukan Pariaman. Dengan dukungan pusat, sektor pariwisata diharapkan bisa menjadi penggerak ekonomi masyarakat,” ujar Yota.
Kementerian Pariwisata menyambut positif langkah tersebut. Utari Widyastuti menilai pembaruan data desa wisata pada platform Jadesta penting untuk memperkuat usulan daerah. Sementara Reza Pahlevi mendorong Pemko Pariaman menyiapkan presentasi komprehensif agar Festival Tabuik bisa masuk kalender KEN 2026.
Kunjungan ke Kementerian Pariwisata ini bukan yang pertama.
Sebelumnya, Yota juga menemui sejumlah menteri, termasuk Menteri Pertanian, Menteri Kesehatan, hingga Menteri Pekerjaan Umum, untuk mencari dukungan lintas sektor.
Pemerintah pusat menekankan bahwa usulan terkait infrastruktur pariwisata masih menunggu arahan Kementerian PPN/Bappenas dan Kementerian Keuangan, khususnya mengenai Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik Pariwisata. Meski demikian, Yota menegaskan bahwa langkah diplomasi lintas kementerian tetap perlu ditempuh.
“Kami ingin memastikan Pariaman tidak tertinggal, dan justru menjadi pusat daya tarik wisata Sumatra Barat,” katanya. (*)