Pariaman, Sumatra Barat – Sebanyak 342 pecatur dari seluruh penjuru Sumatra Barat berkumpul di Mapolres Pariaman dalam ajang Kejuaraan Catur Kapolres Pariaman. Turnamen ini memperebutkan Piala Kapolres sekaligus menjadi bagian dari rangkaian peringatan HUT Bhayangkara ke-79.
Dibuka oleh Kapolres AKBP Andreanaldo Ademi, SH, SIK, kejuaraan ini digelar selama tiga hari dan terbagi ke dalam tujuh kelas: enam kategori pelajar (SD, SMP, SMA, putra dan putri), serta satu kelas umum untuk pemain senior dan profesional.
“Catur itu lebih dari sekadar permainan. Saya pribadi mungkin tidak pernah bermain di papan, tapi saya memainkan strategi catur setiap hari dalam kehidupan nyata—berpikir taktis, politis, dan antisipatif,” ujar AKBP Andreanaldo.
Turnamen ini diapresiasi luas oleh masyarakat dan tokoh daerah. Ketua DPRD Padang Pariaman, Aprinaldi, S.Pd, M.Pd, AIFO, menyebut bahwa catur telah menjadi alat pendidikan karakter yang nyata.
“Catur mendidik anak untuk berpikir logis, merencanakan langkah, dan menjauhi pengaruh negatif. Ini lebih dari olahraga—ini pendidikan sosial yang strategis,” ujar mantan Ketua KONI Padang Pariaman itu.
Di balik keheningan 64 kotak papan catur, kata Aprinaldi, tersimpan latihan berpikir jernih, ketekunan, dan seni membuat keputusan.
Catur menurutnya bukan hanya permainan menang atau kalah, tapi tentang membaca situasi, menghitung risiko, dan mengorbankan pion demi masa depan yang lebih besar: pelajaran hidup yang terus relevan.
Di saat yang sama, Ketua KONI Kota Pariaman, Edison TRD, SH, MH menilai bahwa event ini layak menjadi kalender tetap.
“Skalanya kini sudah menjadi yang terbesar di Sumatra Barat. Harapannya, Kapolres bisa menjadikan ini sebagai iven tahunan permanen," ujarnya.
Lonjakan peserta, sambung Edison sebagai bukti bahwa catur semakin diminati lintas generasi.
“Kualitas pertandingan tahun ini meningkat. Jumlah peserta juga menunjukkan bahwa catur makin diterima sebagai bagian penting dari ekosistem pendidikan dan olahraga,” pungkasnya. (OLP)