Pariaman - Sebanyak 56 Calon Guru Penggerak (CGP) yang bertugas di Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) maupun Sekolah Menengah Atas/Kejuruan (SMA/SMK) se-Kota Pariaman menggelar Lokakarya Angkatan 11 “Panen Hasil Belajar” Program Pendidikan Guru Penggerak Provinsi Sumatera Barat, Minggu (8/12/2024).
Selama 6 bulan, para calon guru penggerak menjalani proses belajar didampingi 10 guru pendamping prakteknya.
Lokakarya Panen Hasil Belajar Program Guru Penggerak Angkatan 11 tersebut digelar di Balairung rumah dinas Walikota Pariaman dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Pariaman, Kanderi.
Hadir juga Perwakilan Balai Guru Penggerak (BGP), Robi, perwakilan Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Sumbar, Hardison, penanggungjawab Loka Karya Program Guru Penggerak Angkatan 11, Yurnal, Koordinator Pengajar Praktek, Dori Pernanda.
Tampak sejumlah stand dipamerkan oleh para calon guru penggerak berupa hasil praktek baik yang selama ini diterima oleh para calon guru penggerak dalam program pembelajaran dan praktek selama 6 bulan.
Kadis Dikpora Kota Pariaman, Kanderi dalam sambutanya mengapresiasi CGP, fasilitator dan pengajar.
“Terima kasih saya ucapkan kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam Program Guru Penggerak, yakni para fasilitator yang telah membantu dan menjadi pembimbing untuk seluruh guru penggerak selama program dilaksanakan," kata Kanderi.
Ia juga memuji 10 pengajar praktik hebat serta Penjab PGP Kota Pariaman beserta staf Dinas Pendidikan Kota Pariaman. Kemudian kepada BGP Sumbar yang telah memfasilitasi kegiatan PGP Angkatan 11 Kota Pariaman.
Kanderi menyebutkan, guru penggerak harus dapat memberikan gerakan perubahan yang harus dimulai dari diri sendiri dan lingkungan tempat bertugas, memberikan pelayanan yang berpihak pada murid, serta menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak, baik pemerintah, praktisi, stakeholder, orang tua/wali murid, untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang baik.
Dia berharap para calon Guru Penggerak mampu mencetak sebanyak mungkin agen-agen transformasi dalam ekosistem pendidikan.
"Yang mampu menghasilkan murid-murid siswa-siswi berkompetisi global namun tetap berkarakter Pancasila,” katanya. (*)