Pariaman - Pemerintah Kota Pariaman, modernisasi 36 kapal nelayan guna meningkatkan produktivitas nelayan dalam menangkap ikan sehingga dapat meningkatkan produksi komoditas tersebut di daerah itu.
"Modernisasi yang dilakukan yaitu dengan mengganti mesin kapal yang 13 pk (paarden kracht) menjadi mesin tempel dengan mesin 15 pk," kata Kepala Bidang Perikanan Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Kota Pariaman Zainal di Pariaman, Kamis.
Ia mengatakan untuk modernisasi mesin kapal tersebut pihaknya bekerja sama dengan anggota DPRD Sumbar yang bersedia menyalurkan dana pokok pikirannya untuk perikanan tangkap.
Hal tersebut dilakukan karena pihaknya mengalami keterbatasan anggaran serta potensi mendapatkan bantuan melalui dinas terkait di tingkat pemerintah provinsi yang sulit.
Ia menyampaikan modernisasi kapal nelayan di Pariaman telah dilakukan semenjak beberapa tahun lalu. Pada 2019 jumlah kapal yang dimodernisasi lima unit, pada 2020 satu unit, lalu pada 2022 25 unit, serta 2023 mencapai 36 unit.
"Jadi setidaknya ada 67 kapal nelayan Pariaman yang dimodernisasi," katanya.
Ia menjelaskan modernisasi mesin kapal nelayan diperlukan agar alat tangkap ikan yang digunakan di daerah itu dapat bertahan lama sehingga dapat meningkatkan produksi.
Oleh karena itu pihaknya terus berupaya modernisasi kapal nelayan di daerah itu agar tangkapan nelayan di Pariaman semakin luas serta mesin yang digunakan bertahan lama.
Ia menyampaikan saat ini daerah itu memiliki 527 unit kapal nelayan dengan berbagai jenis dan mesin. Setidaknya daerah itu memiliki 20 unit kapal kategori besar diantaranya 12 unit kapal dengan ukuran 10-20 gross tonnage (gt), enam unit kapal 20-30 gt, dan dua unit 30-50 gt.
Pihaknya berharap peningkatan mesin kapal tidak saja dapat mendongkrak produksi ikan tangkap di Pariaman namun juga nelayan di daerah itu.
Sebelumnya, Pemerintah Kota Pariaman, Sumatera Barat mencatat produksi ikan tangkap daerah itu pada 2023 mencapai 6 ribu ton yang angka tersebut mengalami penurunan sekitar 200-an ton dari tahun sebelumnya akibat cuaca buruk yang melanda daerah itu.
"Pada 2023 banyak nelayan di Pariaman tidak bisa melaut akibat cuaca buruk yang terjadi selama sekitar tiga bulan sehingga hal tersebut berpengaruh pada produksi ikan," kata Kepala Bidang Perikanan Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Kota Pariaman Zainal di Pariaman.
Ia mengatakan meskipun terjadi penurunan tangkapan namun daerah itu masih bisa memasok ikan untuk daerah tetangga hal tersebut dilihat di tempat pelelangan banyak pedagang ikan dari daerah luar datang untuk membeli komoditas tersebut.
Selain itu, lanjutnya nelayan di Pariaman juga ada yang menjalin kerjasama dengan pihak lainnya untuk memasarkan ikan tangkapannya sampai ke Bukittinggi dan Kota Pekanbaru, Riau namun volumenya masih sedikit.