Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Hadiri Haul Ungku Saliah Kiramatullah, Gadaffi tambah kagum ketika tahu Ungku Saliah juga seorang pejuang

28 Januari 2024 | 28.1.24 WIB Last Updated 2024-01-28T13:03:39Z


Pariaman - Caleg DPR RI dapil Sumbar 2 nomor urut 3 H. Teuku Muhammad Gadaffi, SH hadiri Haul (Peringatan hari wafatnya) ke-50 Syekh Kiramatullah Ungku Saliah di makamnya di Korong Lareh Nan panjang, Nagari Sungai Sariak, Sabtu malam (27/1).



Bersama ribuan masyarakat yang hadir dari berbagai daerah, cucu mendiang Bupati Padangpariaman periode 1980-1990 Kolonel Anas Malik ini, ikut berdoa di makam yang berada dalam Surau Gobah Ungku Saliah tersebut.



Selain itu, Gadaffi juga mendapatkan sambutan istimewa oleh tokoh masyarakat dan ulama yang hadir, termasuk dari keponakan Ungku Saliah, Syekh Abdul Latif yang tidak mengira kedatangan cucu tertua mendiang Anas Malik yang tidak asing lagi bagi tokoh masyarakat setempat.



Pria kelahiran 1972 lulusan Houston University di Amerika Serikat ini juga membaur dengan masyarakat saat diajak makan bajamba.



Menurut tokoh pemuda setempat, Anggi, Haul Ungku Saliah rutin digelar setiap tahunnya di Gobah Ungku Saliah. Selain makan bajamba, ribuan masyarakat juga Badikkia semalam suntuk di Gobah tersebut.


"Badikkia semalam suntuk, paginya dilanjutkan sampai siang," ujar Anggi.


Dikatakan Anggi, Ungku Saliah lahir pada 1887 dan meninggal dunia 3 Agustus 1974. Makamnya dibuat dalam surau sesuai wasiatnya.


"Sesuai pesan beliau, jika ia meninggal agar dikuburkan dalam surau (yang sekarang lebih dikenal dengan nama Gobah Ungku Saliah)," kata pengacara muda ini.


Sementara, Teuku Muhammad Gadaffi mengatakan baru kali pertama mengunjungi makam Ungku Saliah. Meski begitu nama Ungku Saliah telah lama ia dengar, termasuk melihat fotonya yang banyak terpampang di rumah makan Padang yang ada di Jakarta.


Gadaffi juga memuji kekompakan ribuan masyarakat yang hadir membawa jamba sebagai bukti kekompakan masyarakat Pariaman.


Tradisi bajamba yang masih kental di masyarakat Padangpariaman, menurutnya perlu dilestarikan. Bahkan budaya tersebut bagian dari gotong royong yang saat ini mulai pudar dan jarang dilakukan di perkotaan.


"Padahal semangat gotong royong ini sangat diperlukan untuk pembangunan. Saya berani mengatakan jika ingin melihat betapa hebatnya budaya gotong royong di Indonesia, datanglah ke Padangpariaman," tegas anak tertua Ira Zalena Anas Malik itu.


Kedatangan ayah tiga anak dan suami dari Siti Aminah ini ke Gobah Ungku Saliah, dikatakan Gadaffi, murni untuk memanjatkan Alfatihah dan berdoa di makam Ungku Saliah, bukan untuk sosialisasi caleg, apalagi untuk kampanye.


Salah seorang tetua setempat mengatakan semasa hidupnya, Ungku Saliah pembela masyarakat, selain seorang ulama. Bahkan aksinya membela masyarakat di zaman Belanda saat itu membuatnya masuk penjara.


"Walaupun dikurung dalam sel bila waktu salat tiba ia bisa keluar menembus jeruji besi. Setelah salat masuk kembali tanpa membuka pintu sel besi," ungkapnya. 


Suatu hari, imbuhnya, Ungku Saliah pernah memperingatkan rakyat di Pasar Lubuak Alung untuk segera mengangkat padi yang terjemur karena akan turun hujan lebat, padahal saat itu panas terik. 


Ternyata Lubuak Alung dihujani bom dan mortir Belanda. Tugu perang di Lubuak Alung masih berdiri hingga hari ini untuk memperingati peristiwa tersebut.


Selain itu, menurut dia, Ungku Saliah juga bisa mengobati orang sakit, hingga mencegah banjir bandang dengan melemparkan batu kerikil ke air bah sehingga membuat air bandang berubah arah.


Dalam ruangan khusus makam Ungku Saliah dalam surau, dilarang mengambil foto dan video. Laki-laki juga diwajibkan mengenakan kopiah saat masuk area makam. Kata dia, segala yang disimpan akan hilang jika mengindahkan larangan tersebut. (OLP)



×
Berita Terbaru Update