Foto: Dewi Lestari
Pariaman - Pemko Pariaman mencanangkan 2024 tanpa stunting (zero stunting). Hal itu disampaikan Walikota Pariaman, Genius Umar pada diskusi panel manajemen kasus stunting di Balaikota Pariaman, Rabu (9/11).
Kasus stunting kata Genius, telah menjadi isu nasional dan ini merupakan tanggung jawab bersama dalam menurunkan angka stunting tersebut.
"Menjadikan zero stunting ini penting karena masa depan bangsa salah satunya tergantung dengan kesehatan anak,“ ungkapnya.
Ia menambahkan, pembangunan SDM berkualitas merupakan pilar bagi pencapaian visi Indonesia Tahun 2045. Visi tersebut akan sulit dicapai jika permasalahan stunting tidak diatasi secara serius.
Pemko Pariaman, ucapnya, sampai saat ini telah melakukan berbagai upaya untuk menurunkan angka stunting, salah satunya dengan kerjasama yang baik dari berbagai pihak.
Diskusi panel manajemen kasus stunting sendiri, kata dia, bertujuan untuk melakukan intervensi penurunan stunting melalui pendampingan keluarga yang memiliki manajemen yang baik, responsif dan efektif serta mendapatkan pokok permasalahan, solusi dan treatment yang tepat pada kasus stunting yang masih membutuhkan pembahasan lebih lanjut.
Dalam penyelenggaraan percepatan penurunan stunting, Pemko Pariaman telah membentuk tim percepatan penurunan stunting (TTPS), mulai dari tingkat kota, kecamatan sampai desa dan kelurahan.
Tim bertugas untuk mengkoordinasikan,mensikronisasikan, mensinergikan, dan memastikan pelaksanaan kebijakan, program percepatan penurunan stunting antar organisasi perangkat daerah, dan pemerintah desa.
"Sehingga tahun 2024 tidak ada lagi kasus stunting di Kota Pariaman," katanya.
Dalam diskusi, dibahas kinerja tim yang harus melakukan pemantauan berkelanjutan kepada ibu hamil sampai punya anak bayi dua tahun (baduta). Kemudian pasangan usia subur pasca persalinan agar mendapatkan pelayanan KB yang baik untuk mengatur jarak kehamilan dari sebelumnya.
Anak hingga umur bayi lima tahun (balita) dipastikan mendapatkan ASI ekslusif, imunisasi lengkap, vitamin, makanan tambahan setelah umur lebih 6 bulan serta memantau dan mendampingi tumbuh kembang anak secara optimal,.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB ) Kota Pariaman, Gusniyeti Zaunit mengatakan bahwa diskusi ini merupakan tahap kedua yang dilakukan Pemko Pariaman.
“Ini merupakan tahap lanjutan dari diskusi pertama yang pernah kita lakukan sebelumnya pada Agustus lalu," katanya.
Diskusi panel terselenggara atas kerjasama Pemko Pariaman dengan BKKBN Provinsi Sumatera Barat dengan menghadirkan narasumber dokter spesialis obstetri dan ginekologi, dokter spesialis anak, ahli gizi dan ahli psikologi yang semuanya berasal dari Kota Pariaman.
Pada kesempatan ini, Wali Kota Pariaman Genius Umar bersama Kepala BKKBN Provinsi Sumatera Barat yang diwakili oleh Penata Kependudukan dan Keluarga Berencana atau Penata KKB Ahli Muda Hasmy Raharini juga memberikan bantuan kepada ibu hamil berisiko tinggi dan baduta yang perkembangannya tidak sesuai usia perkembangan. (Dewi/OLP)
Tag Terpopuler
Genius yakin 2024 Pariaman terbebas dari kasus stunting
Redaksi
9 November 2022 | 9.11.22 WIB
Last Updated
2022-11-09T12:56:19Z