Pasar Rakyat Kota Pariaman besok akan diresmikan oleh Wapres Maruf Amin. Foto: istimewa |
Pariaman - Masih banyak masyarakat yang belum tahu sejarah dibalik pembangunan Pasar Rakyat Pariaman, selain dari bangunan empat lantai yang megah dilengkapi eskalator, lift dan sejumlah fasilitas kekinian lainnya.
Masyarakat hanya menilai pasar dibangun karena bangunan pasar lama sudah tidak layak. Berkali kali diguncang gempa, kumuh dan tidak terawat. Karena itu dibangun pasar yang baru.
Rencana pembangunan pasar Pariaman sudah lama. Setahu kami sudah sejak era kepemimpinan Mukhlis Rahman-Genius Umar medio 2013-2018. Namun di masa itu selalu saja ada kendala dan belum sepakatnya antara pedagang dan pemilik kios yang ditandai dengan kepemilikan kartu kuning dengan Pemko Pariaman meski telah mengadakan pertemuan berkali-kali.
Lalu, di era kepemimpinan Genius Umar-Mardison Mahyuddin yang terpilih dalam Pilkada Pariaman 2018, rencana revitalisasi Pasar Pariaman kembali mengemuka dengan dimulainya beberapa kali pertemuan antara Pemko Pariaman dengan niniak mamak dan pedagang. Karena, sebagaimana diketahui, bangunan pasar Pariaman sendiri diklaim milik empat kanagarian.
Ketika rencana itu mengemuka, bertepatan pula dengan masa pemilihan Presiden 2019 yang dikenal dalam istilah media internasionalnya Rematch Jokowi versus Prabowo. Genius Umar selaku walikota memanfaatkan kesempatan tersebut terutama saat mantan Wamen ESDM Archandra Tahar berkunjung ke Pariaman. Saat itu Genius langsung menyerahkan proposal kepada Archandra Tahar.
Selaku putra asli Pariaman, Archandra Tahar dengan senang hati menyerahkan langsung proposal dari Genius Umar itu langsung ke tangan presiden Joko Widodo. Dengan lobi dan kedekatannya dengan presiden, akhirnya Presiden Joko Widodo mengeluarkan Diskresi untuk pembangunan dua unit pasar rakyat. Satu di Surakarta atau Solo dan satu lagi di Pariaman.
Pasca diskresi tersebut keluar, bukan pekerjaan mudah bagi Genius dan Mardison meyakinkan pedagang dan masyarakat Pariaman untuk segera membangun Pasar Pariaman yang baru. Pertentangan dan riak-riak kecil dijumpai juga saat itu, namun dapat diselesaikan dengan baik. Untuk lobi ke bawah, selalu ditangani oleh Mardison karena hampir seluruh pedagang punya kedekatan emosional dengan Mardison. Dengan keterlibatan Mardison di arus bawah, Genius kian gencar melakukan lobi ke atas. Kantor-kantor kementerian terkait ia datangi langsung di Jakarta.
Demi kelancaran pembangunan Pasar Pariaman, selain merangkul niniak mamak, organisasi APPSI, Pemko Pariaman juga membentuk Tim Percepatan Pembangunan Pasar Pariaman mellaui dinas Koperindagkop/UKM yang dikomandani Gusniyetti Zaunit.
Gusniyetti Zaunit yang memiliki pengalaman sebagai Kabag Humas Pemko Pariaman mengumpulkan tokoh-tokoh potensial Pariaman yang selalu diajaknya berdiskusi. Baik saat ada kendala lapangan maupun saat melemparkan sebuah rencana. Ia juga menjadikan tokoh-tokoh yang ada di dalam tim tersebut sebagai jembatan antara Pemko Pariaman dengan para pedagang, niniak mamak, dan asosiasi APPSI Pariaman.
Apakah semua berjalan lancara saja? Jawabannya tidak. Kebingungan terjadi saat Presiden Jokowi terpilih kembali jadi Presiden RI tapi di Pariaman ia memiliki rekor kekalahan dalam prosentase terbesar dari seluruh kota dan kabupaten di seluruh Indonesia. Kekalahan terbesar Jokowi dalam sejarah ia berpolitik.
Saat itu kami langsung menanyakan hal tersebut kepada Walikota Genius Umar apakah dengan kekalahan Jokowi di Pariaman akan mempengaruhi rencana pembangunan pasar, dengan rencana yang matang itu.
Saat itu bangunan lama pasar Pariaman sudah dibongkar pada 13 Maret 2019 sedangkan Pilpres 2019 pada 17 April 2019. Kekalahan Jokowi yang signifikan di Pariaman membuat cemas pedagang yang saat itu sudah berada di pasar penampungan.
Saat itu Genius Umar menjawab diskresi presiden adalah produk hukum yang tidak ada kaitannya dengan Pilpres. Ia mengimbau agar masyarakat Pariaman tidak perlu cemas karena anggaran untuk pembangunan Pasar Pariaman senilai Rp 120 miliar (rencana awal) sudah ada mata anggarannya di Kementerian PUPR.
Benar saja, meski sempat sembilan kali gagal tender karena butuh penyesuaian perencanaan, PT Wijaya Karya akhirnya memenangkan tender pembangunan Pasar Pariaman dengan penawaran Rp 89,74 miliar. Tak lama setelah itu mulailah peletakkan batu pertama yang bertepatan dengan Hari Nusantara Nasional 13 Desember 2019 di Kota Pariaman yang dilakukan oleh dua menteri sekaligus.
Pasar Pariaman yang berdiri megah sekarang berdiri menjulang sebagai salah satu bangunan tertinggi di Pariaman. Memiliki empat lantai dengan 362 kios yang setiap lantainya dihuni pedagang sesuai dengan komoditi, besok hampir dipastikan diresmikan oleh Wakil Presiden Muhammad Ma'ruf Amin. Bahkan Minggu (4/4) Gubernur Sumatra Barat telah meninjau langsung kesiapan Pariaman menyambut kedatangan orang nomor 2 di Tanah Air ini. (OLP)