Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

[Headline] Ribuan Guru Pariaman Jalani Vaksin Covid-19: Yang Menolak Tidak Boleh Mengajar di Kelas

25 Maret 2021 | 25.3.21 WIB Last Updated 2021-03-25T13:09:15Z

Seluruh tenaga pendidik dan kependidikan di kota Pariaman akan menjalani vaksin Covid-19 dosis pertama hingga empat hari ke depan. Foto: istimewa

Pariaman - Ribuan orang tenaga pendidikan dan kependidikan di seluruh kota Pariaman jalani vaksinasi Covid-19 dosis pertama sejak Rabu (24/3).

"Proses vaksinasi dimulai sejak Rabu kemarin. Vaksinasi bagi semua tenaga pendidikan, baik sekolah negeri maupun swasta," ungkap kepala dinas Dikpora Kota Pariaman, Kanderi di Pariaman, Kamis (25/3).

Kanderi bilang, di hari pertama telah dilakukan vaksinasi bagi 484 tenaga pendidik dan kependidikan di hari pertama vaksinasi.

"Dalam waktu empat hari, 1.500 tenaga pendidik dan kependidikan yang ada di Pariaman telah selesai vaksinasi tahap pertama," sambung Kanderi.

Guna menghindari kerumunan saat proses vaksinasi, imbuh Kanderi, pihaknya membagi beberapa tahapan. Mulai dari saat pendaftaran, cek suhu tubuh, skrening.

Setelah proses cek dan ricek tersebut, vaksinator akan mulai menyuntikkan vaksin jenis Sinovac tersebut bila orang yang akan divaksin telah dinyatakan lulus skrening.

"Lalu diberikan sertifikat. Jika ada di antara mereka tidak lulus skrening dianggap belum memenuhi standar vaksin. Mereka diistirahatkan dulu, kemudian melakukan tes ulang," terangnya.

Kanderi menegaskan jika masih ada para guru yang tidak mau divaksin, ia tidak diperbolehkan mengajar dalam lokal. Ia hanya boleh mengajar secara daring hingga ia telah menjalani vaksinasi sebagaimana para guru lainnya.

Ibnu Kalbi, guru di SD Negeri 19 Kampung Baru alias SD Batingkek Pariaman mengaku merasa baik-baik saja usai menjalani suntik vaksin.

Ia menyebut vaksinasi sangat penting sebagai warga negara dan tenaga pendidik karena dirinya akan membaur dengan anak didik secara tatap muka dalam proses belajar mengajar di sekolah.

"Kita akan merasa aman daripada sebelum divaksin. Vaksin tidak berbahaya, justru menyelamatkan kita," ungkap Ibnu.

Genius Umar telah terima dua dosis vaksin Sinovac

Walikota Pariaman Genius Umar mengatakan sebagai kepala daerah dirinya telah menjalani vaksinasi Covid-19 jenis Sinovac, hingga dosis kedua.

"Hingga hari ini saya merasa lebih sehat dan lebih percaya diri saat menjalankan tugas. Baik dalam daerah maupun saat bertugas ke luar daerah," ungkap Genius.

Sebagai orang yang telah menjalani vaksinasi hingga dua dosis, Genius mengajak seluruh masyarakat tidak perlu ragu dan takut divaksinasi. Vaksin yang disediakan pemerintah telah teruji keamananannya dan juga telah menerima sertfikasi halal dari MUI.

Vaksin adalah untuk membentuk kekebalan tubuh dari Covid-19 yang saat ini menjadi pandemi global. Dengan vaksinasi, ungkap suami dari dr Lucy itu, Indonesia dan seluruh dunia ingin terbebas dari pandemi bila mencapai target herd immunity. Untuk Indonesia herd immunity bila 70 persen penduduk telah menerima vaksin yang sebarannya merata di tiap daerah.

"Vaksin adalah virus yang telah dimatikan guna membentuk kekebalan dalam tubuh sehingga membentuk antibodi. Gunanya untuk menetralisir jika virus corona masuk ke tubuh kita," terang doktor lulusan IPB itu.

Untuk kota Pariaman, setelah pemberian vaksin kepada tenaga kesehatan (Nakes), dirinya pejabat pertama di kota Pariaman yang disuntik vaksin atas kemauannya sendiri.

Saat itu, sambung Genius, masih banyak Nakes yang takut divaksin karena khawatir akan keamanan vaksin ditambah berita hoaks terkait keamanan vaksin yang saat itu disebarkan secara masif oleh orang yang tidak bertanggungjawab di media sosial.

"Sebelumnya sangat sedikit Nakes mau divaksin. Setelah sedikit dipaksa apabila tidak mau divaksin TPP (Tunjangan Penambah Penghasilan) tidak kita cairkan, semuanya mau. Alhamdulillah saat ini 100 persen Nakes sudah divaksin, dan angka ini merupakan angka tertinggi untuk Sumatera Barat," tandasnya. (Juned/Dewi/OLP)

×
Berita Terbaru Update