Foto: istimewa |
Foto: istimewa |
"Agar tiap nagari pro aktif melakukan penyemprotan di berbagai fasilitas umum. Apalagi jelang hari raya Idul Fitri, sarana publik perlu disterilkan guna mencegah Covid-19," ungkap Wali Feri di Padangpariaman, Selasa (19/5).
Politisi Gerindra itu mengatakan sebelum dan selama bulan puasa, sudah ada sebagian perantau yang tiba di Padangpariaman. Namun demikian, para perantau mematuhi protokol Covid-19 dengan melakukan isolasi mandiri selama 14 hari dan diawasi petugas medis dari puskesmas hingga perangkat korong dan nagari.
"Sebelum larangan mudik oleh presiden, sudah lumayan banyak perantau datang, dan tentu saja tidak ada yang bisa melarang karena memang kampung halaman mereka, kan. Meski demikian sejauh ini mereka mematuhi anjuran isolasi mandiri protokol Covid-19," sambung ativis 98 itu.
Wali Feri memaklumi sebagian perantau di kota besar pulang kampung karena faktor ekonomi. Jika dibiarkan di rantau tanpa pekerjaan tanpa solusi yang jelas, hal tersebut justru akan menjadi permasalahan tersendiri bagi pemerintah.
Ia menilai kalangan perantau yang pulang kampung saat itu mayoritas karena penutupan beberapa pasar dan pusat perbelanjaan di kota-kota besar imbas Covid-19. Oleh sebab itu mereka memberanikan diri pulang kampung meski dihadapkan pada penolakan dan pemeriksaan di sepanjang jalan.
"Saya melihatnya dari sisi kemanusiaan. Jangan sampai menghilangkan sisi kemanusian kita dengan mengucilkan apalagi menyuruhnya kembali ke rantau. Selalu ada solusi dalam segala hal," imbuh mantan anggota DPRD Padangpariaman itu.
Meski demikian, tutur Wali Feri, banyak juga perantau yang bertahan di rantau. Hal tersebut karena mematuhi imbauan pemerintah yang melarang mudik dan atas kesadaran diri sendiri.
"Saya sering telpon telponan dengan saudara kita di rantau. Alasan mereka sederhana karena tidak mau jadi beban di kampung dan sebagian lagi merasa kasihan dengan keluarga di kampung jika seandainya tanpa disadarinya ia termasuk orang tanpa gejala (OTG) tapi bisa menularkan Covid-19. Karena siapa yang tahu? Sejauh ini uji swab dilakukan tidak menyeluruh. Atas dasar tersebut mereka enggan pulang kampung. Terus terang saya terharu mendengarnya," tutur Wali Feri.
Jelang lebaran, Wali Feri mengajak seluruh warga Pariaman dan Padangpariaman agar lebih mematuhi protokol PSBB agar terhindar dari Covid-19. Ia juga mengajak masyarakat menuruti maklumat MUI agar tidak melaksanakan Salat Id di lapangan dan masjid-masjid karena Padangpariaman bukan zona hijau Covid-19 di Sumatra Barat.
"Patuhi maklumat itu. Karena para ulama punya dalil yang kuat. Tidak hanya ulama Indonesia, ulama di Arab Saudi, Iran, Turki dan negara Muslim lainnya sepakat mengeluarkan maklumat larangan menyelenggarakan Salat Id berjamaah di lapangan dan masjid-masjid guna menghindari penyebaran wabah coronavirus," imbuhnya.
Wali Feri adalah salah satu legislator Sumbar yang aktif membantu masyarakat selama pandemi Covid-19. Sebelumnya ia telah melakukan penyemprotan ratusan fasilitas umum di seluruh nagari di Padangpariaman, membagikan 400 APD lengkap berupa hazmat, face shield, ratusan sepatu boots ke posko perbatasan dan puskesmas-puskesmas yang ada di Padangpariaman.
Bantuan lainnya berupa ratusan paket sembako jelang bulan puasa dan juga telah membagikan lebih dari 10 ribu masker kepada masyarakat. (OLP)