Foto: Dei |
Tenaga honor TK dan Paud menerima insentif sebesar Rp 500 ribu per bulan dan tingkat SD dan SMP sebesar Rp 600 ribu per bulan.
"Insentif bertujuan untuk menyemangati guru honorer. Bukan sebatas belas kasihan, tetapi wujud syukur penghargaan dari pemerintah kota kepada guru honorer karena telah berperan memberikan pendidikan terbaik untuk anak didik di Kota Pariaman," ungkap Genius di Balaikota Pariaman, Senin (11/5).
Genius bilang pemerintahannya fokus pada dunia pendidikan mulai dari kesejahteraan tenaga pendidik hingga wajib belajar anak didik di Kota Pariaman sampai menjadi sarjana.
"Ini dibuktikan dengan program wajib belajar 12 tahun dan program satu keluarga satu sarjana (Saga Saja) yang hingga kini telah memasuki tahun ketiga," sambungnya.
Program Saga Saja merupakan komitmen pihaknya agar pendidikan tinggi merata di kota Pariaman. Pendidikan tinggi tidak lagi dari keluarga mampu, tapi juga bagi keluarga berpenghasilan minimal yang dibackup program Saga Saja.
Dalam Saga Saja, Genius orientasikan pendidikan vokasi atau pendidikan tinggi yang menitikberatkan pada keahlian sehingga setelah lulus langsung memasuki dunia kerja.
"Hingga saat ini sudah 5 perguruan tinggi jalin kerjasama dengan kita. Ada UI, Politenik Unand, Akademi Teknologi Industri Padang dan Akademi Pelayaran Sumatera Barat, Akademi Kelautan Sumatera Barat," tuturnya.
Kepala Dinas Dikpora kota Pariaman, Kanderi mengatakan selama ini guru honorer bekerja dengan honor minim. Rata-rata honor yang diterima hanya Rp 200 ribu hingga Rp 300 ribu per bulan, sehingga guru honor menerima insentif maksimal 3,6 juta per tahun
"Agar para guru honorer tetap semangat dalam membimbing, mendidik, mengajar sehingga melahirkan anak - anak yang pintar nantinya," kata dia. (Dewi/OLP)