Nonon saat pimpin paripurna dewan. Foto: Nanda |
Nora yang akrab disapa Nonon ini, resmi menjabat sebagai Ketua DPRD Kota Pariaman setelah mengucapkan sumpah jabatan dalam rapat paripurna DPRD Kota Pariaman yang dilaksanakan pada Jumat (4/10) sore.
Fitri Nora terpilih sebagai anggota DPRD Kota Pariaman periode 2019-2024 pada pemilihan umum legislatif 2019. Sebelumnya pada pemilu 2014 silam, Nora juga terpilih menjadi anggota DPRD Kota Pariaman masa bakti 2014-2019.
Pada pemilu 2014 silam Nora terpilih menjadi anggota dewan perempuan satu-satunya di Kota Pariaman. Istri dari Kepala Bappeda Kota Pariaman, Fadhli ini, memperoleh suara terbanyak mengungguli caleg lainnya yang diusung Partai Gerindra pada dapil Kota Pariaman II.
Terpilihnya Nora sebagai anggota dewan dan pimpinan dewan pertama di Kota Pariaman, membuktikan bahwa caleg perempuan memiliki elektabilitas dan dapat bersaing dengan caleg yang dominan diisi oleh laki-laki.
Kepada wartawan Fitri Nora mengatakan dirinya tidak memerlukan adaptasi yang lama melaksanakan tugas pimpinan dewan. Pasalnya hampir dua tahun ia dapat melaksanakan tugas sebagai wakil ketua DPRD Kota Pariaman menggantikan almarhum Jon Edwar.
"Tidak ada adaptasi khusus ya, karena sebelumnya pernah menjadi unsur pimpinan dewan. Namun saya tetap harus belajar banyak agar dapat mengkoordinatori kawan-kawan di lembaga legislatif," katanya.
Sebagai pimpinan dewan yang definitif, Fitri Nora langsung aksi cepat. Dijadwalkan, Senin (7/10) mendatang langsung melaksanakan rapat guna membentuk Alat Kelengkapan Dewan (AKD).
"Kita langsung bergerak, banyak agenda yang harus kita selesaikan agar pembangunan dapat dilaksanakan maksimal. Dalam waktu dekat kita juga mulai menyusun APBD Kota Pariaman tahun 2020," ujarnya.
Sementara itu Walikota Pariaman, Genius Umar menyebut sosok perempuan menduduki jabatan pimpinan dewan membuat dewan makin sensitif dengan permasalahan yang ada di masyarakat.
Ia yakin Fitri Nora mampu menjalankan tanggungjawab sebagai ketua DPRD Kota Pariaman dengan baik.
"Sosok ibu itu sensitifitasnya tinggi. Lebih sensitif dan peka terhadap persoalan," katanya. (Nanda)