MUSDA APPSI Pariaman berjalan lancar dan dihadiri oleh Wakil Walikota Mardison Mahyuddin. Foto: Junaidi |
"Kami berharap APPSI berperan dalam membantu tugas kami di pemerintahan dengan merangkul para pedagang pasar. Baik Pasar Pariaman maupun Pasar Kuraitaji hingga pasar lokal yang ada di desa-desa," kata Mardison Mahyuddin ketika membuka Musda ke IIIAPPSI Kota Pariaman periode 2019 - 2023, di Safari inn Hotel and Cottage, Pantai Kata, Minggu (20/1).
Mardison Mahyuddin mengungkapkan agar melalui Musda APPSI terpilih ketua dan kepengurusan yang baru yang lebih segar dan mempunyai semangat yang baru.
"Apalagi di tahun 2019 ini, kita akan mulai membangun Pasar Pariaman yang didanai Kementerian Perdagangan dan Kementerian PUPR. Nominalnya mencapai Rp120 miliar," sebutnya.
Ia juga mengatakan agar APPSI Kota Pariaman mensosialisasikan akan penting dan manfaat revitalisasi pasar kepada pedagang di Pasar Pariaman.
Dengan dibangunya Pasar Pariaman - bukan hanya sebagai tempat perputaran ekonomi masyarakat - tetapi juga menjadi destinasi wisata baru - yang akan meningatkan kunjungan wisata," sebutnya.
Ketua DPW APPSI Provinsi Sumatera Barat, Desrio mengatakan bahwa APPSI Kota Pariaman merupakan APPSI paling aktif di Sumbar. Musda kali ini menunjukan komitmen dari APPSI Pariaman dalam regenerasi kepengurusan.
"Kepada kepengurusan APPSI Kota Pariaman yang terbentuk nanti, diharapkan dapat bekerjasama dengan pemerintah dan ke depan dapat membuat kebijakan untuk pertumbuhan ekonomi masyarakat, terutama kepada para pedagang pasar," ucapnya.
Saat ini, kata dia, pasar tradisional semakin tergerus dengan pasar modern dan pasar konvensional karena terjadinya pergeseran kebutuhan dan pola hidup masyarakat yang lebih nyaman berbelanja di pasar modern milik pengusaha besar, seperti Giant, Sogo, Carrefour, dll.
"Perlunya kebijakan dari pemerintah untuk menata pembangunan pasar tradisonal dan pasar milik pengusaha. Kami berharap di Pariaman ini nantinya tidak ada mol yang dapat merugikan para pedagang pasar," sebut dia.
Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Provinsi Sumatera Barat, Ramal Saleh berkata bahwa pasar merupakan urat nadi pertumbuhan ekonomi masyarakat.
"Pasar tradisional yang terdiri dari para pedagang pasar, mesti kita lindungi dan pertahankan. Perlu kebijakan pemerintah dalam mengakomodir kepentingan pedagang pasar agar dapat mempertahankan eksistensi mereka dalam mengjadapi pertarungan pasar saat ini," tuturnya.
Selain itu ia juga menerangkan bahwa ekspor Sumbar dua tahun terkahir, mengalami penurunan signifikan. Hal ini disebabkan menurunnya harga komoditi riil yang dipasok Sumbar untuk ekspor, yaitu pada komoditi CPO dari sawit dan karet. (Juned)