Anggota DPRD Kota Pariaman Jonasri dari daerah pemilihan Pariaman Utara, Rabu (11/10), mengatakan, kalau tidak diatasi dengan cepat, dalam waktu dekat abrasi tersebut bisa meluluhlantakan rumah-rumah warga yang bermukim di sekitaran pantai.
“Sedikit lagi merusak teluk belibis. Kalau ini sudah rusak, akan berakibat fatal langsung ke rumah penduduk, bahkan bisa saja sampai ke jalan raya,” kata Jonasri saat meninjau lokasi terebut.
Dikatakan, dari pantauan dewan, hanya tinggal beberapa meter saja air laut masuk ke teluk belibis. Bahkan abrasi juga sudah merusak kebun-kebun warga. Beberapa batang pohon sawit sudah berada dalam laut.
Jonasri berharap, pemerintah daerah mengupayakan solusi terhadap permasalahan ini. "Mengajukan permohonan pemasangan batu grib kepada pemerintah provinsi maupun pemerintah pusat," ungkapnya.
Sementara itu Ketua Komisi I DPRD Kota Pariaman Riza Saputra mengatakan, pihaknya sangat menyayangkan pemasangan batu grib yang dilakukan beberapa waktu lalu tidak bisa mengatasi permasalahan yang ada.
“Kita minta pemerintah daerah duduk bersama mencarikan solusinya dan kembali mengajukan permohonan anggaran untuk pemasangan batu grib kepada pihak terkait,” ujar Riza Saputra.
Kepala Desa setempat Devi Delwandri mengatakan, akibat abrasi pantai, belasan rumah di Desa Padang Biriak-Biriak terancam ambruk.
"Total kurang lebih ada 12 rumah warga di sekitar bibir pantai. Sejak enam bulan terakhir abrasi sudah mengikis hingga 80 meter daratan," ujar dia.
Ia mengatakan di sekitar bibir pantai tersebut baru terpasang dua batu pemecah ombak. Pihaknya memperkirakan setidaknya membutuhkan tujuh di sepanjang lokasi itu.
Abrasi ditinjau oleh Ketua Komisi I DPRD Kota Pariaman, Riza Saputra bersama 3 (tiga) anggota DPRD daerah pemilihan Pariaman Utara yaitu Jonasri, Arizal dan Faisal. (Tim)