Ketua MUI Kabupaten Padangpariaman Sofyan Tuanku Bandaro meminta agar pemerintah menfasilitasi pemutaran kembali film tersebut. Pemutaran film itu kata dia, menjadi salah satu recall atau mengingatkan kembali masyarakat akan bahaya laten komunis dan gerakan yang ditimbulkan paham itu.
Saat ini, pasca tidak lagi diputarnya film sejarah pemberontakan G 30 S PKI, banyak generasi muda yang tidak tahu sejarah komunis di Indonesia. Kondisi itu juga diperparah dengan makin sedikitnya jam pelajaran pendidikan Pancasila di tingkat sekolah dan kampus.
"Kita kembali mengingatkan bahwa komunis itu berbahaya, sekaligus memberikan paham kepada generasi muda bahwa paham komunis, jangan coba-coba mendekati apalagi mengaplikasikannya," tegasnya.
Menurut dia, komunis di Indonesia tidaklah mati usai peristiwa tahun 1965/1966 silam. Ideologi komunis yang saat ini masih ada terus melakukan gerakan bawah tanah atau underground, salah satunya melalui ormas tertentu.
"Pahamnya belum hilang, malah ada pihak-pihak tertentu yang berupaya menghidupkan kembali PKI itu," kata dia.
Ia berkata, meskipun paham komunis terlarang, namun konten dan bacaan provokatif penyebaran paham komunis tidak sulit dijumpai. Kemajuan teknologi informasi saat ini sangat memudahkan penyebaran konten berbau komunis.
"Kemajuan teknologi informasi membuat konten dan penyebaran paham itu juga berbahaya. Jika tidak hati-hati, bacaannya bisa mempengaruhi generasi muda," ujarnya.
Sebagai saksi sejarah peristiwa G 30 S PKI kala masih berusia remaja, ia mengimbau generasi muda mempelajari sejarah, agar tidak terjebak dalam paham terlarang.
Hal senada juga diungkapkan Sekretaris Pimpinan Daerah Muhammadiyah Padangpariaman Antoni Gunawan. Ia menilai pemutaran kembali film sejarah peristiwa G 30 S PKI harus dilakukan agar generasi muda yang dalam masa pencaharian jati diri tidak terjebak dalam paham komunis.
"Ini perlu kita lakukan, pendidikan Pancasila perlu diperkuat agar generasi muda tidak terjebak dalam paham yang jelas terlarang," ujarnya.
Muhammadiyah Padangpariaman kata dia, berkomitmen menolak bangkitnya paham komunisme di Padangpariaman. Selain melalui pemutaran film, upaya menangkal paham komunis dapat dilakukan melalui seminar yang mengangkat tema bahaya komunisme.
"Kita selalu menggelar seminar mengangkat tema bahaya komunis. Baru bulan Agustus 2017 yang lalu kita mengadakan seminar tersebut," pungkasnya. (Nanda)