Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Pilkada dan Anonim

17 Juli 2016 | 17.7.16 WIB Last Updated 2016-07-17T13:15:56Z



Pilkada dan anonim. Akun anonim biasanya dihandle oleh orang yang berkiprah dan banyak tahu, atau orang yang memihak kepada salah satu kandidat. Banyak bermunculan jelang perhelatan politik di media sosial. Hampir merata di seluruh Indonesia. Anonim terstruktur dan sistematis konon dibiayai dalam beberapa kasus seperti Pilpres dan pemilihan kepala daerah di wilayah basah (baca kota besar dengan SDA/PAD besar).

Fenomena tersebut terlihat lazim dan sah karena tersedianya ruang untuk itu, seperti medsos facebook dan twitter yang lazim digunakan di tanah air. Siapa dibalik anonim biasanya mudah ditebak secara umum dari kemana keberpihakannya. Akun anonim sengaja dibuat untuk mengendors salah satu calon dan mengkerdilkan lawan politiknya.

Trust publik sempat terbentuk oleh hadirnya anonim @triomacan2000 di twitter yang acap kali mentwit rahasia dibalik kasus besar. Followernya saat itu hingga ratusan ribu. Semakin hari @triomacan2000 makin berpengaruh. Awalnya dia endors Jokowi, kemudian beralih ke Foke di Pilgub DKI. Ketidak konsistenan @triomacan2000 ada yang menyebut disebabkan money oriented, tergantung siapa yang bayar. Kiprah @triomacan2000 berakhir pasca tertangkap tangannya admin akun tersebut saat dijebak uang "86" senilai Rp50 juta. Dia dituduh melakukan pemerasan yang menghantar pentolannya ke hotel prodeo.

Sejak peristiwa itu, anonim sudah tidak lagi dipercaya sebagai pembawa misi "putih" dalam politik. Citra anonim seketika runtuh dengan tertangkapnya komplotan admin dibalik akun @triomacan2000.

Pada Pilkada Padangpariaman lalu, banyak sekali akun anonim bertebaran di ranah facebook. Umum dari postingannya menguliti lawan politik. Banyak pihak panas kuping dibuatnya. Untuk membuktikan siapa dibalik akun tersebut hingga kini publik hanya mereka-reka sebatas kecurigaan saja. Sejumlah nama diyakini, tapi sangat sulit untuk membuktikan.

Di era digital sebenarnya tidaklah terlalu sulit mengetahui siapa dibalik anonim berdasarkan internet portokol yang digunakan pengguna. Sejumlah aplikasi bisa melacaknya. Dedi Corbuzier pernah menangkap pelaku anonim yang mencemarkan nama baiknya dengan tekhnik tersebut.

Sejauh kiprah anonim di tahap yang wajar, sah-sah saja. Tapi jika hingga memfitnah, memeras bahkan hingga mencemarkan nama baik sesorang tentu akan berhadapan dengan UU ITE. Anonim yang menyangka dirinya aman berlindung dibalik zirah akun palsu begitu mudah dikuliti dengan tekhnologi ITE sederhana.

Keberadaan anonim dalam mengendors salah satu calon juga dianggap negatif jika dia menjelekan/mengkerdilkan calon lain. Petaka bagi calon yang dia usung. Simpati yang seharusnya beralamat kepada orang yang diendorsnya jadi berbalik arah. Jadi, di dunia maya juga dituntut semangat sportifitas.

OLP

×
Berita Terbaru Update