Pemerintah Kota (Pemko) Pariaman menggelar rapat koordinasi Pekan Imunisasi Nasional (PIN) polio tahun 2016 yang diikuti oleh 150 peserta di Aula Balaikota Pariaman, Selasa (16/2).
Rakor yang dibuka oleh Walikota Pariaman Mukhlis Rahman itu hadir sebagai pemateri Dr. dr. Irene Susilo, MKN, dari Dinas Kesehatan Sumbar, Kepala Dinas Kesehatan Kota Pariaman, Yutiardi Rivai, diikuti oleh Kepala Puskesmas dan tenaga kesehatan se Kota Pariaman, para Kepala SKPD, Camat, Lurah dan Kepala Desa.
Mukhlis menyebutkan, sesuai dengan UU No. 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak, pemerintah wajib melindungi hak anak untuk tumbuh kembang dan mendapat perlindungan, baik perlindungan dari kekerasan maupun perlindungan di bidang kesehatan melalui program pencegahan sedari dini.
"Setiap anak berhak mendapatkan imunisasi lengkap sejak usia 0 hingga 59 bulan untuk mencegah kecacatan hingga kematian akibat polio (kelumpuhan oleh virus) dan campak," kata Mukhlis.
Oleh sebab itu, tukuk Mukhlis, seluruh peserta rakor wajib sosialisasikan pentingnya imunisasi lengkap anak kepada masyarakat luas.
"Karena ada sebagian masyarakat yang takut anaknya diimunisasi. Mereka beralasan setelah diimunisasi anaknya menjadi demam, padahal itu tidak benar," ujar Mukhlis.
UCI (Universal Child Immunization) menargetkan tahun 2020 dunia terbebas dari polio. Berbagai langkah dilakukan untuk menggapai hal itu dengan bermacam program, termasuk di Indonesia.
"Kota Pariaman tahun 2015 capai target 85,95 persen UCI, melebihi target nasional 84 persen," kata dia.
Sementara itu Yutiardi Rivai bertekad tidak ada lagi anak Kota Pariaman terkena polio. Dengan kesadaran masyarakat melakukan imunisasi kepada bayinya, diharapkan target 100 persen bebas polio segera dicapai.
"Tahun 2014 Indonesia sebenarnya sudah bebas polio, namun beberapa bulan setelahnya ditemukan lagi virus polio lokal yang menyerang anak-anak. PIN salah satu langkah agar dunia terbebas dari segala macam virus polio," tuntasnya.
OLP
